Senin, 12 Oktober 2015

Pilot Inggris Diberi Lampu Hijau untuk Tembak Jet Tempur Rusia di Suriah


Reuters Jet tempur Tornado RAF terlibat dalam misi anti ISIS di Suriah dan Irak

LONDON, CB — Saat hubungan Barat dengan Rusia terus memburuk, para pilot Angkatan Udara Inggris atau Royal Air Force (RAF) telah diberi lampu hijau untuk menembak jatuh jet-jet militer Rusia ketika melakukan misi di atas wilayah Suriah dan Irak jika para pilot RAF tersebut terancam oleh jet-jet Rusia. Perkembangan itu muncul bersamaan peringatan bahwa Inggris dan Rusia kini "semakin dekat" untuk terlibat dalam perang.

Para pilot pesawat Tornado RAF telah diinstruksikan untuk menghindari kontak dengan pesawat-pesawat Rusia selagi terlibat misi Operasi Shader, nama sandi RAF untuk misi anti-ISIS di Irak dan Suriah. Namun, jet-jet RAF telah dipersenjatai dengan rudal udara ke udara dan para pilot telah diberi lampu hijau untuk membela diri jika mereka terancam oleh para pilot Rusia.

"Hal pertama yang seorang pilot Inggris akan lakukan adalah mencoba untuk menghindari situasi saat serangan udara ke udara mungkin terjadi, Anda menghindari sebuah daerah jika ada aktivitas Rusia," kata sebuah sumber dari Permanent Joint Headquarters (PJHQ) Inggris kepada Sunday Times. "Namun, jika seorang pilot ditembak atau yakin akan ditembak, dia bisa membela diri. Kami sekarang punya situasi ketika seorang pilot, apa pun kebangsaannya, dapat memiliki dampak strategis pada kejadian di masa depan."

Pesawat-pesawat Tornado RAF akan dipersenjatai dengan rudal udara ke udara jarak pendek atau Advanced Short Range Air-to-Air Missiles (Asraams), yang juga disebut rudal AIM-132. Senjata-senjata tersebut, yang masing-masing berbiaya 200.000 poundsterling, bisa memiliki kecepatan tiga kali lipat kecepatan suara dan punya jangkauan lebih jauh dari rudal udara ke udara lainnya, memungkinkan para pilot RAF untuk menembak jatuh pesawat musuh tanpa harus dirinya menjadi target.

Laporan The Sunday Times itu mengutip sumber pertahanan yang mengatakan, "Pada minggu terakhir situasi telah berubah. Kami memerlukan respons yang sesuai. Kami perlu melindungi para pilot kami, tetapi pada saat yang sama kami sedang mengambil langkah yang semakin dekat ke peperangan. Hanya perlu satu pesawat yang ditembak jatuh dalam pertempuran udara-ke-udara dan semua lanskap akan berubah."

Rusia di Suriah

Langkah itu terjadi setelah masuknya Rusia ke dalam perang saudara di Suriah untuk mendukung pasukan pemerintah Presiden Bashar al-Assad. AS telah menyebut keterlibatan Rusia "cacat secara fundamental". Kremlin menghadapi tuduhan mengabaikan ISIS demi memburu para lawan Al-Assad.

Menurut sebuah laporan di Sunday Times itu, sebuah penilaian yang dilakukan pejabat pertahanan Inggris mengatakan, "Butuh enam hari bagi Rusia untuk menyerang sasaran ISIS. Serangan udara mereka telah menyasar kelompok oposisi moderat yang telah berjuang untuk mempertahankan wilayah mereka dari ISIS. Di antara target yang diserang adalah tiga rumah sakit lapangan."

Dalam 24 jam terakhir, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pihaknya telah melanjutkan serangan udara terhadap posisi ISIS di Hama, Idlib, Latakia, dan Raqqa.



Credit  KOMPAS.com