ALEPPO (CB) – Krisis di Suriah bisa dikatakan
makin meluas dan membuat sebuah ‘bom waktu’ menuju Perang Dunia III.
Bayangkan saja, dalam satu hari koalisi yang dipimpin oleh Amerika
Serikat (AS) melancarkan sedikitnya 24 serangan kepada ISIS pada Sabtu
10 Oktober 2015. Sedangkan Rusia memberikan klaim, mereka melancarkan 55
serangan.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengejek pemerintahan Barat, bahwa serangan mereka tidak membuahkan ‘hasil’. Sedangkan pemberontak rezim Assad mengklaim serangan udara Rusia, digabungkan dengan pasukan dari Presiden Bashar Al Assad yang menggempur wilayah para pemberontak yang sama sekali tidak berafiliasi dengan ISIS, termasuk wilayah para pejuang yang dilatih khusus oleh AS.
Wilayah udara Suriah juga dipenuhi dengan lalu lintas militer, pesawat tempur, helikopter, drone, hingga misil yang terus ber-seliweran menjadi pemandangan tidak asing di negara tersebut.
Untuk memudahkan, berikut akan dijabarkan bagaimana wilayah Suriah dan Irak menjadi perlombaan militer dan apa saja yang dimiliki oleh masing-masing faksi yang dilibatkan dalam konflik tersebut. Di Suriah dan Irak kekuatan terbagi menjadi tiga, yaitu;
1. Koalisi Barat
• Amerika Serikat: serangan udara, suplai senjata dan pasukan khusus di Suriah dan Irak.
• Inggris: serangan udara, suplai senjata di Irak, pasukan khusus di Suriah dan Irak.
• Prancis: serangan udara dan pasukan khusus di Suriah dan Irak.
• Australia: serangan udara dan pasukan khusus di Irak.
• Arab Saudi: serangan udara di Suriah.
• Qatar: serangan udara di Suriah.
• Belgia: serangan udara kepada ISIS di Suriah
• Kanada : serangan udara di Suriah dan Irak yang dilancarkan khusus oleh Kuwait.
• Yordania: serangan udara di Suriah dan Irak.
• Belanda: serangan udara di Irak yang dilancarkan khusus oleh Yordania.
• Denmark: serangan udara di Utara Irak.
• Turki: menjaga perbatasan di Suriah dan Irak.
2. ISIS: memiliki 60 ribu militan di Suriah dan Irak, tank, kendaraan lapis baja, pelontar roket, RPG (pelontar granat), senapan serbu AK-47, dan senapan mesin jenis PKM.
3. Koalisi Pro Assad
• Rusia: serangan udara, suplai senjata dan pasukan khusus yang ditempatkan di Suriah.
• Suriah: angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara.
• Iran: angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara.
• China: angkatan laut, namun dikabarkan akan menurunkan juga angkatan udara untuk membantu Rusia.
• Libanon : tentara darat Hezbollah.
• Irak: angkatan darat, angkatan udara dan militer Syiah
“Dengan meningkatnya lalu lintas militer di kedua negara tersebut, dikhawatirkan akan mudah terjadinya kecelakaan seperti tidak disengaja tertembak dan menimbulkan kesalahpahaman antara negara. Karena jika ini hingga terjadi maka konflik ini dapat meluas bukan hanya di Suriah dan Irak,” kata salah satu analis militer yang dilansir dari Mirror, Senin (12/10/2015).
Presiden Rusia Vladimir Putin mengejek pemerintahan Barat, bahwa serangan mereka tidak membuahkan ‘hasil’. Sedangkan pemberontak rezim Assad mengklaim serangan udara Rusia, digabungkan dengan pasukan dari Presiden Bashar Al Assad yang menggempur wilayah para pemberontak yang sama sekali tidak berafiliasi dengan ISIS, termasuk wilayah para pejuang yang dilatih khusus oleh AS.
Wilayah udara Suriah juga dipenuhi dengan lalu lintas militer, pesawat tempur, helikopter, drone, hingga misil yang terus ber-seliweran menjadi pemandangan tidak asing di negara tersebut.
Untuk memudahkan, berikut akan dijabarkan bagaimana wilayah Suriah dan Irak menjadi perlombaan militer dan apa saja yang dimiliki oleh masing-masing faksi yang dilibatkan dalam konflik tersebut. Di Suriah dan Irak kekuatan terbagi menjadi tiga, yaitu;
1. Koalisi Barat
• Amerika Serikat: serangan udara, suplai senjata dan pasukan khusus di Suriah dan Irak.
• Inggris: serangan udara, suplai senjata di Irak, pasukan khusus di Suriah dan Irak.
• Prancis: serangan udara dan pasukan khusus di Suriah dan Irak.
• Australia: serangan udara dan pasukan khusus di Irak.
• Arab Saudi: serangan udara di Suriah.
• Qatar: serangan udara di Suriah.
• Belgia: serangan udara kepada ISIS di Suriah
• Kanada : serangan udara di Suriah dan Irak yang dilancarkan khusus oleh Kuwait.
• Yordania: serangan udara di Suriah dan Irak.
• Belanda: serangan udara di Irak yang dilancarkan khusus oleh Yordania.
• Denmark: serangan udara di Utara Irak.
• Turki: menjaga perbatasan di Suriah dan Irak.
2. ISIS: memiliki 60 ribu militan di Suriah dan Irak, tank, kendaraan lapis baja, pelontar roket, RPG (pelontar granat), senapan serbu AK-47, dan senapan mesin jenis PKM.
3. Koalisi Pro Assad
• Rusia: serangan udara, suplai senjata dan pasukan khusus yang ditempatkan di Suriah.
• Suriah: angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara.
• Iran: angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara.
• China: angkatan laut, namun dikabarkan akan menurunkan juga angkatan udara untuk membantu Rusia.
• Libanon : tentara darat Hezbollah.
• Irak: angkatan darat, angkatan udara dan militer Syiah
“Dengan meningkatnya lalu lintas militer di kedua negara tersebut, dikhawatirkan akan mudah terjadinya kecelakaan seperti tidak disengaja tertembak dan menimbulkan kesalahpahaman antara negara. Karena jika ini hingga terjadi maka konflik ini dapat meluas bukan hanya di Suriah dan Irak,” kata salah satu analis militer yang dilansir dari Mirror, Senin (12/10/2015).
Credit Okezone