Kamis, 15 Oktober 2015

Komandan Militer Hizbullah Tewas di Suriah


Komandan Militer Hizbullah Tewas di Suriah  
Hassan al-Haj, komandan dan tokoh militer Hizbullah yang paling penting yang tewas dalam perang Suriah dimakamkan dengan duka cita mendalam dari warga. (Reuters/Ali Hashisho)
 
Jakarta, CB -- Kelompok Hizbullah di Libanon pada Senin (14/10) menguburkan seorang komandan dan tokoh militer paling penting yang tewas dalam perang Suriah.

Hassan al-Haj tewas di provinsi Idlib di sebelah barat laut Suriah. Di wilayah ini, Hizbullah yang didukung Iran memerangi kelompok pemberontak Suriah yang menentang rezim Presiden Bashar al-Assad dan mendukung serangan udara Rusia.

Dia dimakamkan dengan penghormatan militer di desa Libanon selatan, al-Luwaizeh pada Senin. Jenazah ditempatkan di peti mati yang dibungkus oleh bendera Hizbuullah berwarna kuning, dan digotong oleh sejumlah anggota Hizbullah dengan seragam militer yang berjalan perlahan dengan iringan bunyi terompet yang melantunkan nada sedih.

Diperkirakan, ratusan anggota Hizbullah yang tewas dalam konflik Suriah telah berlangsung selama empat tahun.

"Dia adalah petinggi (Hizbullah) yang paling penting yang tewas dalam pertempuran di Suriah dan sudah di sana sejak awal perang," kata seorang pejabat senior Libanon, yang tak diketahui identitasnya, dikutip dari Reuters.

Peti mati itu dibawa dalam iring-iringan mobil hitam dan ambulans mengelilingi kota-kota di selatan Lebanon, yang merupakan markas Hizbullah.

Jenazah kemudian dimakamkan di kampung halamannya di al-Luwaizeh, wilayah Tuffah, dan dihadiri ribuan warga.

"Anda bukan hanya pejabat, atau hanya seorang direktur atau kepala operasi. Anda adalah pemimpin berkualitas, menjadi contoh dan model untuk semua saudara Anda dan mujahidin tercinta," kata pemimpin senior Hizbullah, Sayyed Hashem Safieddin dalam pidato yang disiarkan saluran TV Hizbullah, al-Manar.

Januari lalu, serangan helikopter Israel menewaskan enam anggota Hizbullah termasuk seorang komandan, Mohamad Issa, anak dari komandan militer dan pemimpin Hizbullah sebelumnya, Imad Moughniyah.

Seorang jenderal Iran juga tewas dalam serangan itu.

Kaum Syiah dari berbagai negara memberikan dukungan yang besar terhadap Assad, yang sangat penting untuk kelangsungan rezimnya.

Dalam beberapa hari terakhir Hizbullah membantu merebut kembali wilayah dari kelompok pemberontak di Provinsi Hama dan Idlib, dua wilayah yang menjadi pusat serangan udara Rusia di Suriah.

Hizbullah menyatakan mereka berperang di Suriah untuk alasan tertentu, termasuk sebagai pertahanan Libanon dari kelompok garis keras Sunni yang memerangi Assad.

Meski demikian, kelompok rivalnya di Libanon menilai keikutsertaan Hizbullah dalam perang Suriah memicu aksi kekerasan dari kelompok garis keras Sunni di Libanon.

Al-Manar memaparkan Haj lahir pada 1965, dan sejak usia 20 tahun menjadi komandan di Libanon selatan dalam pertempuran melawan Israel.

"Dia berpartisipasi dalam sebagian besar operasi jihad, terutama tahun 1980 ketika menjadi komandan dari wilayah Tuffah" katanya. Manar menyebut Haj sebagai "komandan martir Abu Mohammed."

Al-Manar memperlihatkan video ketika Haj menembakkan senapan serbu Kalashnikov dan senjata lainnya, serta rekaman arsip tua ketika dia berdoa di medan perang.

Para ulama setempat terlihat hadir bergabung dalam kerumunan pelayat, sementara para pemuda Hizbullah membawa karangan bunga dan spanduk hitam.

Pelayat melambaikan bendera Hizbullah dan melemparkan beras ke arah peti mati sembari membacakan doa jenazah dalam kepercayaan Syiah sembari menyerukan Imam Hussein, cucu Nabi Muhammad.



Credit  CNN Indonesia