Jumat, 09 Oktober 2015

Kejanggalan Selimuti Penculikan TKI di Arab Saudi


Kejanggalan Selimuti Penculikan TKI di Arab Saudi TKI bernama Suparto diculik orang tidak dikenal di Riyadh saat berada di rumah kerabatnya. Peristiwa ini dianggap bukan penculikan biasa. (Istimewa)
 
Riyadh, CB -- Kejanggalan menyelimuti hilangnya seorang tenaga kerja Indonesia di Riyadh, Arab Saudi. TKI bernama Suparto itu diduga diculik orang tidak dikenal di wilayah Esbelia, Jumat pekan lalu.

Dalam wawancara CNN Indonesia Ketua Forum Silaturahim Warga Negara Indonesia di Riyadh, Abdul Malik An-Namiri, diketahui Suparto adalah supir di Riyadh. Sebelumnya dia telah bekerja di negara itu bersama istrinya selama sembilan tahun.


Jumat lalu, lanjut Abdul, Suparto mengantar majikannya ke rumah orang tuanya di wilayah Esbelia. Usai mengantar majikannya, Suparto menuju rumah kerabatnya yang kebetulan berdekatan dengan lokasi tersebut, Abdurrahman.

Abdurrahman yang pertama kali melaporkan bahwa Suparto diculik. Dari Abdurrahman, Abdul mengetahui seluruh kisah penculikan itu.

Saat itu, kata Abdul, tiba-tiba datang seorang pria Arab, berteriak memanggil Suparto. Menurut Abdul, Suparto keheranan karena pria itu tahu namanya.

"Saat itu Suparto baru selesai wudhu mau ke masjid, orang itu masuk ke kamarnya Abdurrahman, dan bertanya soal KTP SUparto, berapa lama kerja di Saudi dan nomor HP," kata Abdul.

Saat mereka keluar menuju masjid, ada dua orang lainnya diluar. Suparto lantas dimasukkan ke dalam dan dibawa pergi.

"Abdurrahman bengong dan tidak sempat memoto plat nomornya," kata Abdul.

Hingga kini belum ada kejelasan mengenai nasib Suparto. Belum diketahui juga apa motif pelaku penculikan tersebut.

Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhamad Iqbal, mengatakan perwakilan Indonesia di Riyadh telah menunjuk pengacara untuk melakukan penelusuran lebih lanjut.

Menurut Iqbal, ini bukan penculikan biasa karena sama sekali tidak diketahui motif pelaku, termasuk tidak adanya permintaan tebusan.

"Status awal jelas diculik. Belakangan setelah kita lihat sejumlah indikasi (minta konfirmasi nama, tidak klaim pelaku, tidak ada permintaan tebusan) kita menemukan indikasi bahwa ini bukan penculikan dengan motif tebusan, alias bukan penculikan biasa," kata Iqbal melalui pesan instan.

Credit  CNN Indonesia