Penembakan masjid Christchurch masuk 10 penembakan massal terburuk di dunia.
CB,
WELLINGTON -- Seluruh dunia melihat Selandia Baru sebagai salah satu
negara paling aman. Tapi sebenarnya negara itu juga memiliki sejarah
panjang pembunuhan massal. Penembakan di dua masjid di Christchurch
menjadi pembunuhan massal terburuk sepanjang sejarah Selandia Baru.
Dengan korban tewas yang mencapai 50 orang, penembakan ini masuk 10
penembakan massal terburuk di dunia. Pada 1943, sebanyak 48 tawanan
perang dari Jepang ditembak dan dibunuh dalam kerusuhan di penjara
tawanan perang di Featherston. Seorang prajurit Selandia Baru juga tewas
dalam kejadiaan tersebut.
Perdana Menteri Jacinda Ardern
menyebut penembakan Christchurch menjadi hari tergelap dalam sejarah
Selandia Baru. Tapi, penembakan ini bukan satu-satunya penembakan massal
yang pernah terjadi di negara itu.
Dilansir di
Radio NZ,
Ahad (17/3), pada 1990 David Gray menembaki orang di jalan Aramoana di
dekat Dunedin. Ia membunuh 13 orang sebelum ditembak mati polisi
keesokan harinya. Gray tewas dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Menurut
The Atlantic, penembakan massal kembali terjadi pada 1997 dimana enam orang tewas dan empat lainnya terluka di Raurimu, North Island.
Pada
1941, Stanley Graham melepaskan tembakan di Hokitika. Ia menembak mati
empat polisi dan tiga orang lainnya. Penembakan itu dipicu pertengkaran
dengan tetangganya yang ia yakini membunuh hewan ternaknya. Graham
akhirnya ditembak mati polisi dalam pemburuan besar-besaran.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, bertemu dengan anggota komunitas Muslim setelah penembakan massal di dua masjid Christchurch, Selandia Baru, 16 Maret 2019.
Pada 1992, ada dua pembunuhan massal yang terjadi di Selandia Baru. Dua peristiwa itu terjadi hanya berselang beberapa pekan.
Kejadian
pertama terjadi pada Mei ketika petani Auckland Brian Schlaepfer
membunuh istrinya dalam sebuah pertengkaran. Lalu, sebelum bunuh diri,
Schlaepfer membunuh lima anggota keluarga lainnya, yakni tiga orang
putra, satu orang menantu dan satu cucu laki-laki. Pada Juni di tahun
yang sama Raymod Ratima memukul dan menusuk tujuh anggota keluarganya
sampai tewas.
Di Selandia Baru, kekerasan dengan
senjata sangat jarang terjadi. Tingkat pembunuhan tahunan dengan senjata
juga tidak pernah mencapai digit ganda.
Dalam skala
global, World Atlas memasukkan penembakan Christchurch ke posisi delapan
penembakan massal terburuk dalam sejarah. Tragedi ini setara dengan
pembantaian di Pulse Nightclub, Florida, Amerika Serikat pada 2016 yang
jumlah korban tewasnya 49 orang.
Muslim Turki mengadakan shalat gaib selama demonstrasi mengutuk penembakan massal di Christchurch, Selandia Baru, di Ankara, Turki, 16 Maret 2019.
Penembakan
massal terburuk terjadi di Peshawar, Pakistan di mana ada sebanyak 149
orang tewas. Enam orang pelaku penembakan tersebut anggota kelompok yang
berafilasi dengan Taliban.
Hal itu disusul penembakan di
Garissa University College di Kenya yang total jumlah korban tewasnya
sebanyak 148 orang. Al-Shabaab, kelompok yang berafilasi dengan Alqaidah
mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.