Rusia memberikan suaka sementara kepada 1.924 warga Suriah.
CB,
MOSCOW -- Salah satu pengungsi Suriah, Safaa Al-Kurdi pernah menjual
gaun pengantin sebelum perang berlangsung. Kemudian ia merasa muak
dengan konflik yang terus terjadi, ibu tiga anak itu kemudian melarikan
diri dari Damaskus empat tahun lalu, dan mencari suaka di Moskow. Namun
sekarang, Rusia mengatakan dia harus kembali pulang.
Safaa
merupakan salah satu dari ribuan pengungsi Suriah yang didesak untuk
kembali. Sebagian besar Suriah aman, kata pejabat Rusia, dan tidak ada
alasan bagi pencari suaka seperti Safaa, 55 tahun, untuk tetap tinggal
di Moskow.
Sikap Rusia telah menciptakan masalah bagi warga
Suriah, mereka dilarang bekerja, dan menghadapi ancaman penangkapan,
serta deportasi. "Karena anak-anak saya ada di sana dan Suriah adalah
negara saya, saya tentu ingin kembali," Safaa, yang kedua putranya yang
tertua direkrut menjadi tentara Suriah, berkata dengan berlinang air
mata.
"Tetapi tidak mungkin bagi siapa pun untuk kembali
dalam situasi ini. Orang-orang tahu bahwa ada kemiskinan, bahwa orang
sekarat karena kedinginan atau karena kelaparan, atau karena pemboman,”
kata Safaa.
Menurut agen pengungsi Amerika Serikat, hampir
5,5 juta warga Suriah telah melarikan diri dari perang yang telah
berkecamuk selama tujuh tahun. Pada 2015, ketika Moskow meluncurkan
operasi militer di Suriah, Rusia memberikan suaka sementara kepada 1.924
warga Suriah.
Jumlah itu telah turun setiap tahun sejak
saat itu, menurut lembaga statistik Rosstat, mencapai rendahnya 823
aplikasi suaka pada 2018. Komite Bantuan Sipil, sebuah Lembaga Swadaya
Masyarakat yang bekerja dengan para pengungsi, mengatakan kini Rusia
ingin warga Suriah untuk keluar dari negaranya.