CB, Washington – Pentagon bakal memulai pengetesan dua jenis rudal baru, yang telah dilarang uji cobanya selama lebih 30 tahun oleh sebuah perjanjian kontrol senjata, pada 2019.
Ini menyusul rencana kedua negara untuk mengakhiri Perjanjian Rudal Nuklir Jarak Menengah atau Intermediate Range Nuclear Forces Treaty.
Perjanjian
ini, yang diteken kedua negara sejak 1987, melarang uji coba dan
produksi rudal berjarak tembak 500 – 5.500 kilometer.
Saat ini, AS berencana untuk menarik diri secara penuh dari perjanjian kontrol senjata itu pada Agustus 2019.
“Sebuah rudal jelajah baru bakal diuji coba pada Agustus dan rudal balistik dengan jarak lebih jauh bakal diuji coba pada November 2019,” begitu penjelasan seorang pejabat Pentago kepada media seperti dilansir media The Hill dan dikutip Sputnik News pada Kamis, 14 Maret 2019.
Pejabat Pentagon, seperti dilansir media Global News dari Kanada, mengatakan satu rudal bakal memiliki jangkauan tembak hingga 1000 kilometer. Rudal yang mampu terbang rendah ini bakal siap beroperasi dalam 18 bulan saja.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (kiri), dan Presiden Rusia, Vladimir Putin (kanan), berbincang di istana kepresidenan Finlandia untuk memulai pertemuan empat mata dalam KTT AS -- Rusia pertama, Senin, 16 Juli 2018.
Sedangkan satu rudal balistik bakal memiliki jarak tembak 3000 – 4000 kilometer. Rudal ini bakal beroperasi dalam lima tahun. Kedua rudal tidak dilengkapi dengan hulu ledak nuklir.
Rudal jelajah ini mengingatkan kembali senjata AS yang dipasang di Inggris dan beberapa negara sekutu NATO pada 1980an. Ada juga rudal Pershing 2 yang berbasis darat. Ini sebagai respon atas pengerahan rudal SS-20 milik Uni Sovyet, yang menarget Eropa Barat. Dengan ditandatanganinya perjanjian INF Treaty ini, semua rudal itu dihancurkan.
Sistem pertahanan antirudal Rusia "Nudol".[plymouth.ac.uk]
Ada kemungkinan jenis rudal baru AS ini bakal dipasang di Guam, yang cukup dekat untuk menyasar Cina dan Rusia.
Tokoh DPR dari Partai Demokrat mengkritik kebijakan Trump menarik diri dari kesepakatan kontrol senjata dengan Rusia. “Rusia melanggar INF Treaty selama bertahun-tahun. Tapi bukannya memfokuskan pendapat dunia melawan Rusia, pemerintahan Trump memutuskan untuk menarik AS dari kesepakatan itu,” kata Adam Smith, Ketua Komite Angkatan Bersenjata DPR dari Partai Demokrat. “Bukannya menghukum Rusia, pemerintah malah memutuskan untuk ikut terbenam ke level Rusia,” kata dia.
Direktur Eksekutif Asosiasi Kontrol Senjata, Daryl Kimball, mengatakan pengakhiri perjanjian kontrol senjata akan memprovokasi terjadinya destabilisasi wilayah dan memicu perlombaan rudal.
Ini menyusul rencana kedua negara untuk mengakhiri Perjanjian Rudal Nuklir Jarak Menengah atau Intermediate Range Nuclear Forces Treaty.
Saat ini, AS berencana untuk menarik diri secara penuh dari perjanjian kontrol senjata itu pada Agustus 2019.
“Sebuah rudal jelajah baru bakal diuji coba pada Agustus dan rudal balistik dengan jarak lebih jauh bakal diuji coba pada November 2019,” begitu penjelasan seorang pejabat Pentago kepada media seperti dilansir media The Hill dan dikutip Sputnik News pada Kamis, 14 Maret 2019.
Pejabat Pentagon, seperti dilansir media Global News dari Kanada, mengatakan satu rudal bakal memiliki jangkauan tembak hingga 1000 kilometer. Rudal yang mampu terbang rendah ini bakal siap beroperasi dalam 18 bulan saja.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (kiri), dan Presiden Rusia, Vladimir Putin (kanan), berbincang di istana kepresidenan Finlandia untuk memulai pertemuan empat mata dalam KTT AS -- Rusia pertama, Senin, 16 Juli 2018.
Sedangkan satu rudal balistik bakal memiliki jarak tembak 3000 – 4000 kilometer. Rudal ini bakal beroperasi dalam lima tahun. Kedua rudal tidak dilengkapi dengan hulu ledak nuklir.
Rudal jelajah ini mengingatkan kembali senjata AS yang dipasang di Inggris dan beberapa negara sekutu NATO pada 1980an. Ada juga rudal Pershing 2 yang berbasis darat. Ini sebagai respon atas pengerahan rudal SS-20 milik Uni Sovyet, yang menarget Eropa Barat. Dengan ditandatanganinya perjanjian INF Treaty ini, semua rudal itu dihancurkan.
Sistem pertahanan antirudal Rusia "Nudol".[plymouth.ac.uk]
Ada kemungkinan jenis rudal baru AS ini bakal dipasang di Guam, yang cukup dekat untuk menyasar Cina dan Rusia.
Tokoh DPR dari Partai Demokrat mengkritik kebijakan Trump menarik diri dari kesepakatan kontrol senjata dengan Rusia. “Rusia melanggar INF Treaty selama bertahun-tahun. Tapi bukannya memfokuskan pendapat dunia melawan Rusia, pemerintahan Trump memutuskan untuk menarik AS dari kesepakatan itu,” kata Adam Smith, Ketua Komite Angkatan Bersenjata DPR dari Partai Demokrat. “Bukannya menghukum Rusia, pemerintah malah memutuskan untuk ikut terbenam ke level Rusia,” kata dia.
Direktur Eksekutif Asosiasi Kontrol Senjata, Daryl Kimball, mengatakan pengakhiri perjanjian kontrol senjata akan memprovokasi terjadinya destabilisasi wilayah dan memicu perlombaan rudal.
Credit tempo.co