PARIS
- Jaksa penuntut di Prancis telah meminta agar paman Presiden Suriah
Bashar al-Assad untuk diadili atas tuduhan mencuri pundi-pundi negara
Suriah yang dikumpulkan di Prancis. Kekayaan negara yang dicuri itu
dikumpulkan menjadi peternakan dan istana.
Sumber peradilan setempat kepada AFP mengungkap permintaan jaksa penuntut. Paman Assad yang diminta jaksa agar diadili di Prancis itu bernama Rifaat al-Assad. Dia dijuluki sebagai "Jagal Hama" karena diduga memimpin pasukan di balik penindasan berdarah terhadap pemberontakan di Suriah tengah pada tahun 1982.
Dalam keputusan tertulis tertanggal 8 Maret, yang dilihat AFP pada hari Kamis, kantor jaksa penuntut kejahatan keuangan meminta Rifaat diadili karena "mencuci" hasil penipuan pajak, menggelapkan dana negara Suriah, dan gagal mendaftarkan keayaan itu pada otoritas terkait di Prancis.
Sumber peradilan setempat kepada AFP mengungkap permintaan jaksa penuntut. Paman Assad yang diminta jaksa agar diadili di Prancis itu bernama Rifaat al-Assad. Dia dijuluki sebagai "Jagal Hama" karena diduga memimpin pasukan di balik penindasan berdarah terhadap pemberontakan di Suriah tengah pada tahun 1982.
Dalam keputusan tertulis tertanggal 8 Maret, yang dilihat AFP pada hari Kamis, kantor jaksa penuntut kejahatan keuangan meminta Rifaat diadili karena "mencuci" hasil penipuan pajak, menggelapkan dana negara Suriah, dan gagal mendaftarkan keayaan itu pada otoritas terkait di Prancis.
Dia dan keluarganya juga memiliki lebih dari 500 properti di Spanyol. Properti itu disita oleh pihak berwenang pada tahun 2017.
Pemerintah Prancis membuka penyelidikan pada April 2014 setelah dua kelompok anti-korupsi non-pemerintah, Sherpa dan Transparency International, mengibarkan bendera merah.
Dua tahun kemudian, mereka mendakwa Rifaat al-Assad dengan tuduhan penipuan pajak dan penggelapan dana publik.
Tampil di hadapan hakim Prancis untuk pertama kalinya pada Januari 2015, Rifaat al-Assad mengelak. Dia mengklaim tidak mengelola kekayaannya secara pribadi. "Saya hanya peduli dengan politik," katanya.
Rifaat al-Assad mengklaim bahwa dia berutang kekayaannya kepada kemurahan hati Raja Arab Saudi Abdullah, yang meninggal pada Januari 2015.
Tetapi jaksa penuntut Prancis percaya banyak dari dana itu berasal dari kas negara Suriah.
Credit sindonews.com