CARACAS - Presiden Venezuela Nicolas Maduro lolos dari upaya pembunuhan dengan pesawat nirawak atau drone
yang membawa bahan peledak. Dia menuduh pelakunya adalah kelompok sayap
kanan yang terkait dengan Kolumbia dan Negara Bagian Florida, Amerika
Serikat.
Serangan drone terjadi saat dia berpidato di acara parade militer hari Sabtu waktu Caracas atau Minggu (5/8/2018) WIB. Para tentara yang awalnya berbaris rapi menyimak pidato sang presiden tiba-tiba kocar-kacir berlarian. Sebagian dari mereka berlumuran darah di bagian kepala akibat terkena ledakan.
Pidato Maduro yang disiarkan langsung oleh televisi mendadak terhenti saat para pejabat militer melihat ke langit sesaay setelah ada objek terbang yang tiba-tiba meledak.
Maduro dan istrinya, Cilia Flores, ikut mendongak ke langit. Mereka tidak terluka.
"Ini adalah upaya untuk membunuh saya," katanya dengan penuh semangat usai insiden tersebut."Hari ini mereka berusaha membunuhku."
Menteri Informasi Jorge Rodriguez mengatakan insiden itu terjadi tidak lama setelah pukul 17.30 sore. Parade militer itu untuk merayakan ulang tahun ke-81 Garda Nasional.
Maduro, dalam rekaman video, terlihat kaget ketika dia melihat objek terbang yang meledak di depan matanya. Dia awalnya berpikir bahwa itu kembang api untuk menghormati perayaan ulang tahun Garda Nasional.
Dalam beberapa detik, Maduro mengatakan dia mendengar ledakan kedua dan kekacauan terjadi. Pengawal mengantar Maduro keluar dari acara tersebut.
Maduro mengatakan kelompok sayap kanan yang bekerja dalam koordinasi dengan para pengkritik di Bogota dan Miami, termasuk Presiden Kolombia Juan Manuel Santos, bertanggung jawab atas serangan ini.
"Investigasi akan sampai ke dasar ini," katanya. "Tidak peduli siapa yang jatuh," ujarnya.
Pemerintah Venezuela secara rutin menuduh aktivis oposisi merencanakan serangan dan upaya penggulingan presiden penerus Hugo Chavez tersebut.
Maduro baru-baru ini terpilih untuk masa jabatan baru sebagai presiden dalam pemilu yang dikecam negara-negara Barat. Dia masih mempertahankan kekuasaannya, meski pemerintahannya dilanda krisis politik, sosial dan ekonomi yang parah.
Jaksa Agung Tarek William Saab mengatakan percobaan pembunuhan itu tidak hanya ditujukan pada Maduro, tetapi juga seluruh komando tinggi militer yang ada di atas panggung bersama presiden.
Serangan drone terjadi saat dia berpidato di acara parade militer hari Sabtu waktu Caracas atau Minggu (5/8/2018) WIB. Para tentara yang awalnya berbaris rapi menyimak pidato sang presiden tiba-tiba kocar-kacir berlarian. Sebagian dari mereka berlumuran darah di bagian kepala akibat terkena ledakan.
Pidato Maduro yang disiarkan langsung oleh televisi mendadak terhenti saat para pejabat militer melihat ke langit sesaay setelah ada objek terbang yang tiba-tiba meledak.
Maduro dan istrinya, Cilia Flores, ikut mendongak ke langit. Mereka tidak terluka.
"Ini adalah upaya untuk membunuh saya," katanya dengan penuh semangat usai insiden tersebut."Hari ini mereka berusaha membunuhku."
Menteri Informasi Jorge Rodriguez mengatakan insiden itu terjadi tidak lama setelah pukul 17.30 sore. Parade militer itu untuk merayakan ulang tahun ke-81 Garda Nasional.
Maduro, dalam rekaman video, terlihat kaget ketika dia melihat objek terbang yang meledak di depan matanya. Dia awalnya berpikir bahwa itu kembang api untuk menghormati perayaan ulang tahun Garda Nasional.
Dalam beberapa detik, Maduro mengatakan dia mendengar ledakan kedua dan kekacauan terjadi. Pengawal mengantar Maduro keluar dari acara tersebut.
Maduro mengatakan kelompok sayap kanan yang bekerja dalam koordinasi dengan para pengkritik di Bogota dan Miami, termasuk Presiden Kolombia Juan Manuel Santos, bertanggung jawab atas serangan ini.
"Investigasi akan sampai ke dasar ini," katanya. "Tidak peduli siapa yang jatuh," ujarnya.
Pemerintah Venezuela secara rutin menuduh aktivis oposisi merencanakan serangan dan upaya penggulingan presiden penerus Hugo Chavez tersebut.
Maduro baru-baru ini terpilih untuk masa jabatan baru sebagai presiden dalam pemilu yang dikecam negara-negara Barat. Dia masih mempertahankan kekuasaannya, meski pemerintahannya dilanda krisis politik, sosial dan ekonomi yang parah.
Jaksa Agung Tarek William Saab mengatakan percobaan pembunuhan itu tidak hanya ditujukan pada Maduro, tetapi juga seluruh komando tinggi militer yang ada di atas panggung bersama presiden.
Jaksa telah meluncurkan penyelidikan dan memperoleh rincian penting dari para tersangka. Saab berjanji akan memberikan rincian hasil investigasi tersebut pada hari Senin.
"Kami berada di tengah-tengah gelombang perang saudara di Venezuela," kata Saab.
Sementara itu, seorang kantor presiden Kolombia menggambarkan klaim Maduro bahwa Santos terlibat dalam serangan terhadapnya merupakan tuduhan tidak berdasar.
Laporan yang membingungkan muncul dari sekelompok kecil yang menyebut dirinya "Soldiers in T-shirts" yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Menurut mereka, dua drone yang memuat bahan peledak memang di terbangkan menuju ke lokasi presiden, tetapi tentara pemerintah menembak jatuh sebelum mencapai targetnya.
"Kami menunjukkan bahwa mereka rentan," kata kelompok itu dalam sebuah tweet, yang dikutip AP. "Itu tidak berhasil hari ini, tapi itu hanya masalah waktu."
Credit sindonews.com