KABUL
- Kelompok Taliban Afghanistan mengancam akan menyerang tentara Belanda
yang betugas dalam misi NATO di negara tersebut. Ancaman ini sebagai
pembalasan terhadap kontes menggambar kartun Nabi Muhammad yang
direncanakan politisi anti-Islam, Geert Wilders.
Kelompok bersenjata itu juga mendesak pasukan Afghanistan untuk ikut menyerang tentara Belanda.
Seruan Taliban dikeluarkan tak lama sebelum Wilders mengumumkan bahwa dia membatalkan kontes. Pemimpin oposisi Belanda dari Partai Kebebasan atau Partij voor de Vrijheid (PVV) itu sedianya menggelar lomba tersebut pada 10 November 2018.
Dia membatalkannya setelah ada ancaman pembunuhan terhadap dirinya dan ancaman kekerasan lain di Belanda.
Dalam sebuah pernyataan, Taliban menyebut kontes itu sebagai aksi penistaan dan tindakan bermusuhan oleh Belanda terhadap semua Muslim.
"Anggota pasukan keamanan Afghanistan, jika mereka benar-benar percaya diri sebagai Muslim atau memiliki perjanjian terhadap Islam harus mengubah senjata mereka pada pasukan Belanda atau membantu pejuang Taliban menyerang mereka," kata kelompok tersebut, seperti dikutip Reuters, Jumat (31/8/2018)
Sekitar 100 tentara Belanda bertugas dalam misi Dukungan Resolusi pimpinan NATO. Jumlah tentara dalam misi itu mencapai sekitar 16.000 personel yang bertugas melatih dan menasihati pasukan Afghanistan. Separuh dari total pasukan dalam misi itu terdiri dari tentara Amerika Serikat.
Dalam pengumuman pembatalan kontes tersebut, Wilders kembali mengkritik Islam. "Islam menunjukkan wajah sejatinya sekali lagi dengan ancaman pembunuhan, fatwa dan kekerasan," kata Wilders di Twitter.
Dia mengklaim kontes dibatalkan karena keselamatan dan keamanan rakyat Belanda adalah prioritasnya.
Sebelumnya, politisi oposisi ini mengaku telah menerima lebih dari 200 pendaftar kontes. Tanggal terakhir untuk pendaftaran adalah 31 Agustus.
Pemenang kompetisi sedianya akan diumumkan di kantor PVV di Den Haag. Pemenang pertama akan memperoleh hadiah uang tunai USD10.000.
Dalam sebuah pernyataan, Taliban menyebut kontes itu sebagai aksi penistaan dan tindakan bermusuhan oleh Belanda terhadap semua Muslim.
"Anggota pasukan keamanan Afghanistan, jika mereka benar-benar percaya diri sebagai Muslim atau memiliki perjanjian terhadap Islam harus mengubah senjata mereka pada pasukan Belanda atau membantu pejuang Taliban menyerang mereka," kata kelompok tersebut, seperti dikutip Reuters, Jumat (31/8/2018)
Sekitar 100 tentara Belanda bertugas dalam misi Dukungan Resolusi pimpinan NATO. Jumlah tentara dalam misi itu mencapai sekitar 16.000 personel yang bertugas melatih dan menasihati pasukan Afghanistan. Separuh dari total pasukan dalam misi itu terdiri dari tentara Amerika Serikat.
Dalam pengumuman pembatalan kontes tersebut, Wilders kembali mengkritik Islam. "Islam menunjukkan wajah sejatinya sekali lagi dengan ancaman pembunuhan, fatwa dan kekerasan," kata Wilders di Twitter.
Dia mengklaim kontes dibatalkan karena keselamatan dan keamanan rakyat Belanda adalah prioritasnya.
Sebelumnya, politisi oposisi ini mengaku telah menerima lebih dari 200 pendaftar kontes. Tanggal terakhir untuk pendaftaran adalah 31 Agustus.
Pemenang kompetisi sedianya akan diumumkan di kantor PVV di Den Haag. Pemenang pertama akan memperoleh hadiah uang tunai USD10.000.
Sekadar diketahui, penggambaran fisik Tuhan dan Nabi Muhammad dilarang dalam Islam.
Kejadian ini mengingatkan peristiwa pada tahun 2005, di mana sebuah surat kabar Denmark menerbitkan kartun Nabi Muhammad yang memicu gelombang protes di seluruh dunia. Sepuluh tahun kemudian, orang-orang bersenjata membantai 12 orang dalam serangan di kantor majalah satire Prancis, Charlie Hebdo, yang telah menerbitkan karikatur yang menggambarkan Nabi Muhammad.
Credit sindonews.com