Israel tengah mengatur ulang strategi militer
mereka menghadapi Iran setelah negara itu meneken kerja sama keamanan
dengan Suriah. (REUTERS/Dan Balilty)
"IDF [Pasukan Pertahanan Israel] akan melanjutkan mengambil aksi kuat dan tegas terhadap upaya Iran untuk menempatkan pasykan dan sistem persenjataan canggih di Suriah," kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Kamis (30/8) dini hari waktu Indonesia.
"Tidak ada kesepakatan antara Suriah dan Iran yang akan menghalangi kami, tidak ada ancaman yang menakutkan bagi kami," lanjutnya.
Atase militer Iran untuk Damaskus sebelumnya mengatakan bahwa penasihat militer negaranya akan tetap di Suriah di bawah perjanjian pertahanan yang telah disepakati hari sebelumnya.
"Mendukung integritas wilayah Suriah dan kemerdekaan kedaulatan Suriah juga ditekankan dalam perjanjian," kata Brigadir Jenderal Abolghasem Alinejad.
Tehran telah menyediakan dukungan politik, keuangan, dan militer yang stabil untuk Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam perlawanannya menghadapi separatis selama tujuh tahun terakhir.
Israel juga berusaha menghindari keterlibatan langsung dalam konflik namun mengakui melakukan berbagai serangan udara di Suriah.
Tindakan serangan Israel itu dilakukan atas nama menghentikan upaya pengiriman persenjataan canggih ke Hizbullah. Negara Yahudi itu juga berjanji untuk mencegah Iran memasuki lebih jauh militer Suriah.
"Kami tengah bekerja mencegah Iran dari mendirikan kehadiran militernya di Suriah," kata Netanyahu.
"Kami tidak akan menyerah dalam mengejar tujuan ini, sama seperti ketika kami tidak menyerah membawa tentang pembatalan perjanjian nuklir buruk dengan Iran," lanjutnya.
Credit cnnindonesia.com