Rusia ingatkan AS agar tak meluncurkan serangan ke Suriah.
CB,
MOSKOW -- Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, Moskow berencana
menggelar latihan militer di laut mediterania pada 1 hingga 8 September
nanti. Latihan diadakan menyusul meningkatnya tensi antara Amerika
Serikat (AS) dengan Rusia terkait Suriah.
"Demi kepastian keamanan pengiriman dan penerbangan pesawat sesuai
dengan hukum internasional, lokasi latihan akan dinyatakan berbahaya
untuk pengiriman dan penerbangan," kata pernyataan resmi kementerian
pertahanan Rusia kepada
TASS, Kamis (30/8).
Kepada
kantor berita Rusia, kementerian pertahanan mengatakan, akan
mengerahkan 25 kapal perang dan kapal selam. Latihan itu juga akan
diramaikan oleh penerbangan 30 pesawat, mulai dari jet tempur hingga
pesawat pengebom.
Sistem pertahanan militer anti-pesawat, anti-kapal selam dan anti-ranjau juga akan diikutsertakan dalam latihan tersebut
Rusia
sebelumnya disebut-sebut akan menggelar latihan militer terbesar sejak
ikut serta dalam perang Suriah pada 2015 lalu. Meningkatnya tensi antara
AS-Rusia menyusul rencana Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk
melakukan operasi serangan militer di Idlib.
Kota itu
diketahui masih berada di dalam genggaman oposisi pemerintah. Menteri
Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, kelompok oposisi di Idlib
harus segera dihentikan. Dia menggambarkan kelompok itu sebagai 'bisul
bernanah'.
Sebelumnya, Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly
Antonov memperingatkan AS agar tidak meluncurkan serangan ke Suriah
tanpa alasan yang jelas. Pesan disampaikan Antonov saat bertemu dengan
pejabat AS seperti perwakilan istimewa untuk Suriah James Jeffrey.
Dalam
kesempatan itu, dia mengaku khawatir akan sinyal AS yang mempersiapkan
serangan baru ke Suriah. Antonov mengatakan, serangan yang dilakuan AS
sangat memprihatnkan bagi Rusia. Dia mengatakan, pemerintah Rusia
meminta AS untuk menyediakan fakta-fakta yang jelas mengapa topik
penggunaan senjata kimia oleh Damaskus semakin didorong.