Selasa, 28 Agustus 2018

Kunjungi Basis Kurdi, Pejabat AS Pastikan Tentara Amerika Bertahan di Suriah



Kunjungi Basis Kurdi, Pejabat AS Pastikan Tentara Amerika Bertahan di Suriah
Perwakilan Departemen Luar Negeri AS, William Roebuck, mengunjungi wilayah Suriah yang dikuasai milisi Kurdi. Foto/Istimewa

DAMASKUS - Seorang pejabat senior Amerika Serikat (AS) telah melakukan kunjungan ke Suriah utara tanpa izin dari Damaskus. Dalam kesempatan itu, ia mengatakan Washington akan mempertahankan pasukan di wilayah yang dikuasai oleh militan Kurdi.

Perwakilan Departemen Luar Negeri AS, William Roebuck, melakukan perjalanan ke kota-kota lokal Manbij dan Ayn al-Arab yang dikenal sebagai Kobani, keduanya terletak di Provinsi Aleppo, serta kota Shaddadah di Provinsi Hasakah. Ia kemudian dijadwalkan mengunjungi Provinsi Dayr al-Zawr yang dikuasai militan Kurdi yang didukung AS.

"Kami siap untuk tinggal di sini, seperti yang telah dijelaskan oleh presiden (Donald Trump)," katanya setelah bertemu dengan militan seperti dikutip dari Press TV, Minggu (26/8/2018).

Dalam kesempatan itu, Roebuck mengatakan bahwa AS akan terus mendorong penarikan penasihat militer Iran dari Suriah.

"Kami tetap fokus untuk memastikan penarikan pasukan Iran dan proksi mereka juga," ucapnya.

Kedatangan Roebuck setelah pertemuan lebih lanjut direncanakan antara Kurdi dan pemerintah Suriah.

Dengan tentara Suriah telah merebut kembali sebagian besar negara, Kurdi mengirim wakil mereka awal bulan ini ke Damaskus untuk membahas nasib wilayah di bawah kendali militan yang didukung AS itu.

Pemerintah sekarang mengendalikan lebih dari dua pertiga Suriah dan bertekad untuk menegaskan kembali otoritasnya atas wilayah yang dikuasai Kurdi, yang merupakan bagian terbesar dari sisanya.

Sekitar 2.000 tentara AS dan jumlah pasukan yang lebih sedikit dari Prancis dan sekutu lainnya telah dikerahkan ke Suriah timur laut di wilayah yang berada di bawah kendali militan Kurdi. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa mereka mungkin bertujuan untuk membagi negara itu. 




Credit  sindonews.com