Macron mempertimbangkan perbaikan hubungan Eropa dan Rusia.
CB,
PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan agar Rusia
dilibatkan dalam memberikan jaminan keamanan di Eropa. Sebab menurutnya,
Eropa tak dapat lagi bergantung pada Amerika Serikat (AS).
"Eropa tidak dapat lagi bergantung pada AS untuk memberikan
keamanannya. Terserah kita hari ini untuk mengambil tanggung jawab kita
dan menjamin keamanan kita sendiri," katanya pada Senin (27/8), dikutip
laman kantor berita Rusia
TASS.
Ia mengatakan,
Eropa perlu meninjau kembali sistem keamanan dan pertahanannya. Hal
tersebut dapat dimulai dengan memulai dialog baru tentang isu-isu
keamanan dunia maya, senjata kimia dan konvensional, serta konflik
teritorial.
“Dan khususnya melakukannya dengan bekerja sama dengan Rusia,” ujar Macron.
“Saya
menyerukan kepada kita untuk mulai mempertimbangkan masalah ini dengan
mitra kami dalam arti yang paling luas, yaitu dengan Rusia,” katanya
menambahkan.
Namun Macron menyatakan, prasyarat wajib untuk
mencapai kemajuan hubungan dengan Rusia adalah dengan menangani krisis
di Ukraina. Moskow diketahui telah dikenakan sanksi oleh Uni Eropa
karena keterlibatannya dalam konflik di Ukraina, terutama di wilayah
Donbass.
Konflik
bersenjata di Donbass telah berlangsung sejak Maret 2014, tepatnya
ketika kelompok anti-pemerintah berhasil memaksa mantan presiden Ukraina
yang pro-Rusia, Viktor Yanukovych turun takhta.
Dalam
demonstrasi yang merebak di sana, terdapat pula kelompok separatis
pro-Rusia. Kelompok ini belakangan terlibat konfrontasi senjata dengan
tentara pemerintah Ukraina.
Pada Februari 2015, Ukraina,
Rusia, Jerman, dan Prancis menandatangani perjanjian Minsk. Perjanjian
itu mewajibkan pelaksanaan gencatan senjata di Donbass. Namun karena
Rusia dianggap tak memenuhi perjanjian tersebut, Uni Eropa kemudian
memberlakukan sanksi ekonomi terhadapnya.