Tripoli, Libya, (CB) - Misi Pendukung PBB di Libya (UNSMIL)
pada Rabu memperingatkan agar tidak ada aksi militer di Tripoli,
setelah bentrokan sengit antara pasukan pemerintah dan anggota milisi
sehingga menewaskan melukai banyak warga sipil.
"UNSMIL memperingatkan mengenai upaya oleh sebagian pihak untuk mengutak-atik keamanan Tripoli dan warganya dan menganggap mereka bertanggung-jawab atas setiap bahaya yang mungkin diderita warga sipil," kata misi tersebut di akun Twitter pada Rabu pagi.
"Tak ada pembenaran bagi pertumpahan darah, UNSMIL menyeru semua pihak agar menyelamatkan nyawa, menghentikan pengerahan militer, dan mengizinkan penengahan," kata misi itu, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu malam.
Tripoli Selatan telah menyaksikan bentrokan sengit antara pasukan pemerintah yang didukung PBB dan anggota milisi bersenjata, yang sejauh ini telah menewaskan lima orang dan melukai 33 orang, kata Kementerian Kesehatan.
Penyebab bentrokan tersebut masih belum diketahui, sementara Tripoli Selatan telah menyaksikan ketegangan dan pengerahan militer selama beberapa hari belakangan antara kelompok bersenjata dari luar dan dalam kota itu.
Menteri Dalam Negeri Libya Abdulsalam Ashour mengatakan kepada stasiun televisi lokal pada Senin (27/8) bahwa kesepakatan gencatan senjata di Tripoli telah dicapai.
Beberapa saksi mata mengatakan suara tembakan senjata api kadang-kala masih dapat didengar di Tripoli Selatan, bahkan setelah pengumuman gencatan senjata.
"UNSMIL memperingatkan mengenai upaya oleh sebagian pihak untuk mengutak-atik keamanan Tripoli dan warganya dan menganggap mereka bertanggung-jawab atas setiap bahaya yang mungkin diderita warga sipil," kata misi tersebut di akun Twitter pada Rabu pagi.
"Tak ada pembenaran bagi pertumpahan darah, UNSMIL menyeru semua pihak agar menyelamatkan nyawa, menghentikan pengerahan militer, dan mengizinkan penengahan," kata misi itu, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu malam.
Tripoli Selatan telah menyaksikan bentrokan sengit antara pasukan pemerintah yang didukung PBB dan anggota milisi bersenjata, yang sejauh ini telah menewaskan lima orang dan melukai 33 orang, kata Kementerian Kesehatan.
Penyebab bentrokan tersebut masih belum diketahui, sementara Tripoli Selatan telah menyaksikan ketegangan dan pengerahan militer selama beberapa hari belakangan antara kelompok bersenjata dari luar dan dalam kota itu.
Menteri Dalam Negeri Libya Abdulsalam Ashour mengatakan kepada stasiun televisi lokal pada Senin (27/8) bahwa kesepakatan gencatan senjata di Tripoli telah dicapai.
Beberapa saksi mata mengatakan suara tembakan senjata api kadang-kala masih dapat didengar di Tripoli Selatan, bahkan setelah pengumuman gencatan senjata.
Credit antaranews.com