WASHINGTON
- Amerika Serikat (AS) memperingatkan Rusia dan rezim Suriah terhadap
potensi serangan di barat laut kota Suriah, Idlib. Washington
menegaskan, mereka tidak akan mentotelir serangan dalam bentuk apapun di
Idlib.
"Kami akan meminta mereka bertanggung jawab dan kami akan meminta pertanggungjawaban mereka atas itu, terutama untuk penggunaan senjata kimia," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Heather Nauert.
"Kami akan mendorong Rusia untuk membuat hal ini sangat jelas bagi Damaskus, bahwa itu (serangan) tidak akan ditoleransi," sambungnya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Rabu (29/8).
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, memperingatkan bahwa kemungkinan serangan militer terhadap Idlib akan menjadi sebuah bencana. Dia menegaskan, menjaga zona de-eskalasi di Idlib penting baik dalam hal kemanusiaan dan perjuangan melawan terorisme.
"Memisahkan warga sipil dari para pejuang di Idlib adalah penting bagi semua orang, tetapi solusi melalui kekuatan akan menyebabkan gelombang pengungsi baru dan bencana kemanusiaan," ucap Cavusoglu.
Terletak di dekat perbatasan Turki, Idlib pada bulan Mei lalu ditetapkan sebagai "zona de-eskalasi" di mana tindakan agresi secara tegas dilarang.
"Kami akan meminta mereka bertanggung jawab dan kami akan meminta pertanggungjawaban mereka atas itu, terutama untuk penggunaan senjata kimia," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Heather Nauert.
"Kami akan mendorong Rusia untuk membuat hal ini sangat jelas bagi Damaskus, bahwa itu (serangan) tidak akan ditoleransi," sambungnya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Rabu (29/8).
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, memperingatkan bahwa kemungkinan serangan militer terhadap Idlib akan menjadi sebuah bencana. Dia menegaskan, menjaga zona de-eskalasi di Idlib penting baik dalam hal kemanusiaan dan perjuangan melawan terorisme.
"Memisahkan warga sipil dari para pejuang di Idlib adalah penting bagi semua orang, tetapi solusi melalui kekuatan akan menyebabkan gelombang pengungsi baru dan bencana kemanusiaan," ucap Cavusoglu.
Terletak di dekat perbatasan Turki, Idlib pada bulan Mei lalu ditetapkan sebagai "zona de-eskalasi" di mana tindakan agresi secara tegas dilarang.
Credit sindonews.com