Jumat, 31 Agustus 2018

Netanyahu Ancam Musuh-Musuh Israel akan Hancur

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam konferensi pers senjata nuklir Iran di Kementerian Pertahanan di Tel Aviv, Israel, 30 April 2018. REUTERS/Amir Cohen
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam konferensi pers senjata nuklir Iran di Kementerian Pertahanan di Tel Aviv, Israel, 30 April 2018. REUTERS/Amir Cohen

CBYerusalem – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan negaranya memiliki senjata untuk menghancurkan musuh-musuhnya.


Reuters melansir pernyataan Netanyahu ini, yang dikeluarkan pada saat kunjungan rahasia ke reaktor nuklir Dimona, mengacu kepada senjata nuklir Israel.
“Mereka yang mengancam akan menghapus kami membuat diri mereka sendiri dalam bahaya sama. Dan tidak akan mencapai tujuan mereka,” kata Netanyahu dalam upacara di dekat kota Dimona untuk menghormati mendiang bekas Menlu Shimon Peres, seperti dilansir Reuters, 30 Agustus 2018.


Pernyataan Netanyahu ini dipublikasikan oleh kantor PM Israel dalam bentuk transkrip. Saat ini, Israel mencoba melobi negara-negara besar untuk mengikuti jejak Amerika Serikat keluar dari perjanjian nuklir Iran yang dibuat oleh enam negara besar dunia pada 2015.
Mereka seperti AS, Cina, Rusia, Inggris, Prancis, dan Jerman. AS kemudian keluar dari perjanjian internasional ini atas perintah Presiden Donald Trump.
Pemerintah Israel menuding perjanjian itu tidak cukup untuk mencegah Iran, yang menjadi musuh besarnya, dari memperoleh senjata nuklir. Sebaliknya pemerintah Iran mengatakan negaranya tidak pernah berencana membuat senjata nuklir karena ikut menandatangani perjanjian Nuclear Non-Proliferation Treaty sejak 1970.


AS lalu mengenakan sanksi ekonomi kepada Iran seperti pelarangan negara itu untuk menggunakan dolar sejak awal Agustus 2018. AS juga bakal menghambat Iran untuk menjual minyak dan gas ke pasar internasional. Sumber di lingkaran Gedung Putih menyatakan AS berencana untuk menjatuhkan pemerintahan Iran lewat sanksi ekonomi ini.
Menanggapi ini, Iran menyatakan meninggalkan dolar dan beralih menggunakan euro selain menggunakan mata uang nasional untuk perdagangan bilateral dengan Turki dan Rusia.


Presiden Iran, Hassan Rouhani, baru-baru ini juga menelpon Presiden Prancis, Emmanuel Macron, untuk membahas komitmen perjanjian nuklir dan pengembangan bisnis. Macron menyatakan Prancis tetap berkomitmen dengan perjanjian nuklir ini.
Secara terpisah, seperti dilansir media Handesblatt dan Sputnik News, Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, meminta Uni Eropa mengembangkan sistem pembayaran dan moneter global agar berdaulat dan mampu melindungi perusahaan Eropa yang berbisnis dengan Iran, Rusia, serta Cina. Ini karena AS mengancam mengenakan sanksi kepada negara-negara yang berbisnis dengan Iran atau Rusia. Netanyahu belum menanggapi soal ini.





Credit  tempo.co