London (CB) - Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif
pada Rabu menuduh Amerika Serikat melakukan perundungan, bahkan
terhadap sekutunya.
Ia menyampaikan pernyataan tersebut ketika tiba di Turki, negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang, seperti juga Iran, tengah bersengketa dengan Washington.
Amerika Serikat menggandakan tarif untuk impor baja dan aluminium Turki atas tindakan Ankara menahan seorang pastor asal negara adidaya itu. AS dan Turki merupakan sekutu dalam NATO.
"Amerika Serikat menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki batasan atau batas dalam memaksakan tekanan dan menggunakan kekuatan terhadap orang lain, bahkan sekutu mereka sendiri," kata Zarif di Ankara.
"Turki dan beberapa sekutu AS di Eropa berkesimpulan bahwa Amerika Serikat bukan mitra yang dapat dipercaya," kata Zarif seperti dikutip dari Reuters.
Washington menerapkan gelombang hukuman lebih keras terhadap Iran menyusul penarikan dirinya dari kesepakatan antarbangsa pada 2015 untuk membatasi kegiatan nuklir Teheran.
Zarif berada di Turki untuk bertemu dengan Presiden Tayyip Erdogan, yang dijadwalkan mengunjungi Iran pada 7 September.
Ia menyampaikan pernyataan tersebut ketika tiba di Turki, negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang, seperti juga Iran, tengah bersengketa dengan Washington.
Amerika Serikat menggandakan tarif untuk impor baja dan aluminium Turki atas tindakan Ankara menahan seorang pastor asal negara adidaya itu. AS dan Turki merupakan sekutu dalam NATO.
"Amerika Serikat menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki batasan atau batas dalam memaksakan tekanan dan menggunakan kekuatan terhadap orang lain, bahkan sekutu mereka sendiri," kata Zarif di Ankara.
"Turki dan beberapa sekutu AS di Eropa berkesimpulan bahwa Amerika Serikat bukan mitra yang dapat dipercaya," kata Zarif seperti dikutip dari Reuters.
Washington menerapkan gelombang hukuman lebih keras terhadap Iran menyusul penarikan dirinya dari kesepakatan antarbangsa pada 2015 untuk membatasi kegiatan nuklir Teheran.
Zarif berada di Turki untuk bertemu dengan Presiden Tayyip Erdogan, yang dijadwalkan mengunjungi Iran pada 7 September.
Credit antaranews.com