PBB meminta semua pihak mencegah pertempuran di Idlib.
CB,
JENEWA -- Perserikatan bangsa-bangsa (PBB) meminta Rusia, Iran dan
Turki untuk mencegah pertempuran di Provinsi Idlib, Suriah. Pertempuran
itu akan mempengaruhi jutaan warga sipil dan memungkinkan kedua pihak
yang berseteru menggunakan klorin sebagai senjata kimia.
Utusan PBB Suriah, Staffan de Mistura mengatakan kepada wartawan, ada
konsentrasi yang tinggi dari pejuang asing di Idlib, termasuk sekitar
10 ribu milisi. Akan lebih baik, kata ia, untuk mengatur koridor
kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil.
"Lebih baik
mengatur soal kemanusiaan daripada terburu-buru ke dalam pertempuran
yang bisa berubah menjadi peperangan yang luar biasa," ujar Mistura
dikutip dari laman
Reuters, Kamis (30/8).
PBB
telah berulang kali berupaya menginisiasi perundingan perdamaian antara
Pemerintah Suriah dan kubu oposisi. Pada Desember 2017, perundingan
damai Suriah putaran ke delapan yang digelar di Jenewa, Swiss, berakhir
tanpa hasil apapun.
De
Mistura menerangkan, kegagalan perundingan tersebut karena delegasi
pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad mengajukan prasyarat untuk
melakukan pembicaraan langsung dengan oposisi.
Prasyarat
yang diajukan delegasi pemerintah adalah menuntut oposisi menarik diri
dari Deklarasi Riyadh 2. Deklarasi itu merupakan sebuah pernyataan
oposisi yang menolak Assad terlibat dalam proses transisi politik di
negara tersebut.
Namun pada Januari lalu, kemajuan mulai
tampak setelah perwakilan pemerintah dan oposisi Suriah menyepakati
pembentukan komite konstitusional. Komite itu terdiri dari pemerintah,
perwakilan oposisi dalam perundingan intra-Suriah di Jenewa, pakar
Suriah, masyarakat sipil, dan para pemimpin suku.
Menurut
de Mistura, penyusunan konstitusi baru Suriah memang bukan pekerjaan
mudah, tapi itu harus dituntaskan. Terkait hal itu, perwakilan Suriah
membutuhkan tempat yang aman dan netral untuk menyusun konstitusi.
“Semua rakyat Suriah saat ini membutuhkan gencatan senjata yang
berkelanjutan, akses kemanusiaan penuh, dan pembebasan tahanan,”
ucapnya.