PBB dan Mesir menjadi mediasi perdamaian.
CB,
GAZA -- Hamas dan Israel sedang dalam pembicaraan untuk proses
gencatan senjata guna menghindari perang secara terbuka. Kendati
demikian, kedua pihak masih saling melancarkan serangan pada Rabu (8/8).
Militer
Israel mengatakan, kekerasan pada Rabu dimulai dengan Hamas yang
menembakkan senjata ke kendaraan Israel. Pasukan Israel membalas dengan
tembakan tank. Kemudian, warga Palestina menembakkan sekitar 70 roket
melintasi perbatasan, dan pesawat Israel menyerang belasan anggota
Hamas.
Seorang warga Israel terluka oleh roket. Pejabat Palestina
mengatakan satu anggota Hamas tewas dan dua lainnya terluka dalam
serangan udara Israel. Lima warga sipil juga terluka.
"Saya
sangat khawatir dengan eskalasi kekerasan baru-baru ini antara Gaza dan
Israel, dan khususnya oleh beberapa roket hari ini yang ditembakkan ke
komunitas di Israel selatan," kata utusan PBB untukTimur Tengah Nickolay
Mladenov.
Ia
mengatakan, PBB telah terlibat dengan Mesir dalam upaya yang belum
pernah terjadi sebelumnya untuk menghindari konflik serius. Ia
memperingatkan bahwa situasi dapat dengan cepat memburuk yang memiliki
konsekuensi menghancurkan bagi semua orang.
Baik Hamas
maupun Israel tampaknya tidak tertarik pada konflik besar. Namun
tuntutan publik dari kedua belah pihak untuk membebaskan tahanan telah
menjadi batu sandungan dalam proses gencatan senjata jangka panjang.
"Kami
dapat mengatakan bahwa tindakan yang dipimpin oleh Perserikatan
Bangsa-Bangsa dan Mesir dalam tahap lanjut dan kami berharap itu bisa
menghasilkan beberapa kebaikan dari mereka. Yang diperlukan adalah
pemulihan di sepanjang perbatasan antara kita dan musuh Zionis," kata
Wakil kepala Hamas di Gaza, Khalil Al-Hayya.
Kepala komite
urusan luar negeri dan pertahanan parlemen Israel, Avi Dichter, mengaku
sangat berharap akan ada hari baru tentang masalah Gaza. Perdana
Menteri Benjamin Netanyahu membatalkan kunjungan ke Kolombia pekan ini
untuk menghadiri pembicaraan gencatan senjata.
Para
pejabat Israel mengatakan pada Ahad bahwa mereka akan membuka kembali
sebuah terminal perbatasan komersial yang telah ditutup. Mereka juga
akan memperluas zona penangkapan ikan Palestina.
Baik
PBB maupun Mesir secara terbuka telah merinci proposal mereka untuk
Gaza. Kedua piahk juga menyinggung terkait bantuan ekonomi yang luas
untuk Gaza.
Dalam foto dokumentasi tanggal 14 Mei 2018 ini, petugas medis Palestina dan pengunjuk rasa mengevakuasi seorang pemuda yang terluka selama berlangsungnya protes di perbatasan Jalur Gaza dengan Israel, di sebelah timur Khan Younis, Jalur Gaza. Negara-negara Arab dengan tegas mengutuk pembunuhan lebih dari 50 warga Palestina pada Senin, 14 Mei 2018 dalam protes Gaza.
Hayya
mengatakan bantuan dana asing telah berhasil mengumpulkan ratusan juta
dolar untuk proyek listrik, air, kesehatan dan penciptaan lapangan kerja
di Gaza. Tetapi ini membutuhkan stabilitas.
Sebagai
gantinya untuk gencatan senjata, Israel ingin memperoleh jasad dua
tentara yang tewas di Gaza. Sebaliknya, Hamas menuntut agar Israel
membebaskan tahanan keamanan Palestina . "Kami ingin membebaskan tahanan
kami yang pemberani dan kami tidak keberatan memulai sekarang. Biarkan
itu menjadi kesepakatan pertukaran tahanan, (tahanan Palestina) dengan
imbalan tentara Zionis;" kata Hayya.
Gaza telah
dikendalikan oleh Hamas selama lebih dari satu dekade. Selama waktu itu
Hamas telah berperang tiga kali melawan Israel dan paling baru pada
2014. Bersamaan dengan Mesir, Israel mempertahankan blokade yang telah
membuat ekonomi wilayah itu hancur.
Sekitar dua juta orang
tinggal di Gaza, terutama keturunan tanpa kewarganegaraan Palestina
yang melarikan diri atau diusir dari Israel pada pendiriannya di 1948.