Presiden AS Donald Trump menyebut pertemuannya
dengan Presiden Rusia Vladimir Putin lebih baik daripada dengan para
pemimpin negara anggota NATO. (REUTERS/Grigory Dukor)
Dalam cuitannya, Trump mengklaim kesuksesan dalam mengumpulkan dana hingga lebih dari US$33 miliar (sekitar Rp475 triliun) saat menggelar rapat dengan para pemimpin negara anggota NATO di Brussels.
"Saya menggelar rapat yang baik dengan NATO. Mereka telah membayar $33 miliar lebih dan akan membayar ratusan miliar lagi di masa depan, hanya karena saya," kicaunya.
"NATO sempat lemah, namun sekarang kembali kuat (buruk bagi Rusia). Media hanya mengatakan saya tidak sopan kepada para pemimpin [negara anggota NATO], tidak pernah menyebut soal uangnya!" imbuhnya.
Dalam rapat dengan NATO itu, Trump memang mengkritik para negara anggota yang lamban menaikkan bujet pertahanannya dan mengeluh karena selama ini AS mengeluarkan biaya paling banyak.
Sejauh ini, AS memang menjadi negara dengan anggaran pertahanan terbesar. Pada 2017, Gedung Putih menyisihkan 3,57 persen GDP untuk pertahanan negara.
Sementara itu, menurut data NATO, AS menyumbang US$686 miliar dari total US$957 miliar dana pertahanan yang digunakan negara anggota pada 2017.
"Meski saya menggelar rapat yang baik dengan NATO, mengumpulkan banyak uang, saya melakukan pertemuan yang lebih baik dengan Vladimir Putin dari Rusia. Sayangnya, tidak diberitakan seperti itu," tulis Trump di cuitan selanjutnya.
Pada Senin (16/7) kemarin, Trump memang melakukan pertemuan bersejarah dengan Putin di Helsinki, Finlandia. Keduanya sepakat bahwa pertemuan itu membawa manfaat bagi hubungan AS-Rusia.
Meski demikian, Trump mendulang kecaman dari warga Amerika, termasuk para politisi dari partainya sendiri. Dia dianggap melunak kepada Putin, dan bahkan memalukan di hadapan dunia. Paling fatal, Trump dianggap membela Putin soal tuduhan intervensi Rusia dalam pemilu AS pada 2016 lalu.
Senator Partai Republik John McCain menganggap Trump sengaja memberikan panggung bagi Putin untuk memuntahkan propaganda dan kebohongan kepada dunia demi melegitimasi pencaplokan Crimea dari Ukraina dan kebijakan Rusia di Suriah.
Ia kemudian menyoroti sikap Trump yang baik terhadap Putin, sementara terus mengkritik sekutu-sekutu AS, seperti anggota NATO dan Inggris.
"Tidak ada presiden sebelumnya yang pernah merendahkan dirinya secara lebih hina di hadapan seorang tiran. Presiden Trump tak hanya gagal mengungkap kebenaran tentang seorang musuh, namun juga gagal berbicara mewakili Amerika di hadapan dunia," kata McCain.
Credit cnnindonesia.com