Rabu, 11 Juli 2018

Setop Jual Rudal ke Iran, Korut Minta Israel Bayar USD1 Miliar



Setop Jual Rudal ke Iran, Korut Minta Israel Bayar USD1 Miliar
Korut dilaporkan meminta Israel membayar USD1 miliar untuk berhenti menjual rudal kepada Iran. Foto/Ilustrasi/SINDOnews/Ian

TEL AVIV - Korea Utara (Korut) dilaporkan meminta Israel membayar USD1 miliar untuk berhenti menjual teknologi rudal ke Iran dan negara-negara musuh lainya yang menjadi ancaman bagi negara Yahudi itu. Upaya itu dilakukan pada tahun 1999 lalu.

Menurut laporan di Wall Street Journal yang diterbitkan Minggu, Israel telah menolak tawaran itu. Sebaliknya, Yerusalem menawarkan bantuan makanan dan pembicaraan berakhir tanpa ada kesepakatan.

"Upaya pemerasan yang dituduhkan itu dan berujung kegagalan terjadi selama pertemuan antara utusan Korea Utara ke Swedia dan mitra Israelnya saat keduanya bertemu di sebuah kafe di Stockholm," seperti dikutip media Israel Haaretz dari Wall Street Journal, Selasa (10/7/2018).

Dokumen terkait pertemuan rahasia ini telah dirinci dalam sebuah memoar yang ditulis oleh penerjemah pada pertemuan tersebut, seorang mantan diplomat senior Korut bernama Thae Yong-ho, yang telah membelot ke Korea Selatan (Korsel) dua tahun lalu.

Pemerintah Israel sendiri menolak memberikan komentar. Sementara Iran membantah telah melakukan pembicaraan dengan Korut mengenai teknologi nuklir, dan kedutaannya di Seoul juga tidak menanggapi permintaan untuk komentar.

Wall Street Journal dalam laporannya mengatakan bahwa mereka tidak dapat mencapai dua duta besar yang dilaporkan telah mengadakan pembicaraan hampir dua dekade lalu itu. Mereka adalah mantan Dubes Israel untuk Swedia Gideon Ben Ami dan duta besar Korut Son Mu-sin.

Pekan lalu, Ben Ami mengatakan dalam wawancara televisi bahwa ia mengadakan tiga pertemuan dengan para pejabat Korut pada tahun 1999, tetapi tidak mengungkapkan permintaan pembayaran oleh Korut.

Menurut seorang pejabat delegasi Korut di UNESCO Son Mu-sin saat ini bertugas pada kementerian luar negeri di Pyongyang.

Wall Street Journal mengklaim bahwa dokumen Departemen Luar Negeri yang telah dirahasiakan itu membuktikan fakta bahwa Amerika Serikat (AS) dan Korut mengadakan pembicaraan mengenai ekspor rudal Pyongyang sekitar waktu Yong Ho mengatakan dia dan bosnya berhubungan dengan pejabat Israel.

Laporan ini datang dengan latar belakang dialog yang meningkat antara AS dan Korut tentang senjata nuklir.

Selama akhir pekan, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengadakan pembicaraan menegangkan dengan Pyongyang di mana Korut menuduh pemerintahan Donald Trump membuat tuntutan sepihak seperti 'gangster' dan melanggar pertemuan 12 Juni antara Trump dan Kim Jong-un. 




Credit  sindonews.com