Pemimpin NATO menggelar rapat darurat membahas
tuntutan Donald Trump agar mereka meningkatkan anggaran pertahanan
hingga 4 persen dari total pendapatan negara. (Geert Vanden
Wijngaert/Pool via Reuters)
Seorang sumber diplomatik menyebut rapat tersebut digelar tak lama setelah pertemuan tingkat tinggi (KTT) NATO berlangsung hari ini di Brussels, Belgia.
"Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg telah mengadakan pertemuan dalam format Dewan Atlantik yang melibatkan seluruh 29 negara anggota," kata sumber tersebut kepada AFP, Kamis (12/7).
|
Pejabat itu menyebut Trump "memanfaatkan kesempatan untuk membicarakan masalah pembagian beban anggota" saat bertemu dengan pemimpin Ukraina dan Georgia.
Namun, pejabat itu menolak mengomentari laporan yang menyebut bahwa Trump mengancam akan menarik AS keluar dari NATO.
Sementara itu, salah satu sumber diplomatik lain memaparkan "sesi khusus soal pembagian beban antara sesama anggota sedang berlangsung."
Trump telah lama mengkritik negara anggota NATO karena dianggap tidak cukup memenuhi tanggung jawab sebagai anggota, terutama dalam masalah pengeluaran pertahanan.
|
Dia juga kerap menyinggung negara anggota yang masih belum meningkatkan anggaran pertahanan sebesar 2 persen seperti yang telah disepakati pada 2014 lalu.
"Terus terang saja, banyak negara yang berutang dalam jumlah besar dari tahun-tahun sebelumnya," kata Trump saat menyantap sarapan bersama Stoltenberg di kediaman Duta Besar AS untuk Belgia tadi pagi.
"Menurut saya, para anggota lalai karena AS harus membayar untuk negara-negara tersebut," ujarnya, seperti dilansir The New York Times.
Sejauh ini, AS memang menjadi negara dengan anggaran pertahanan terbesar. Pada 2017, Gedung Putih menyisihkan 3,57 persen GDP untuk pertahanan negara.
|
Sementara itu, menurut data NATO, AS menyumbang US$686 miliar dari total US$957 miliar dana pertahanan yang digunakan negara anggota pada 2017.
Tak hanya merengek soal anggaran, Trump juga mengkritik habis Jerman dalam KTT tersebut. Trump menyebut Jerman sebagai "tawanan Rusia" karena menyepakati perjanjain pipa gas alam dengan Kremlin.
"Trump terus menunjuk beberapa negara, terutama Jerman dan Kanselir Angela Merkel dalam kritik-kritiknya, bahkan dengan bahasa yang keras yang berulang kali merujuk kepada Jerman," kata sumber pertama.
Sumber tersebut mengatakan Trump "bahkan sempat memanggil Kanselir Merkel, Angela."
Credit cnnindonesia.com