Diplomat Iran tersebut diduga bersekongkol melancarkan serangan bom di Prancis
CB,
BRUSSELS -- Seorang diplomat Iran ditangkap bersama dengan dua orang
lain oleh pihak berwenang Jerman pada Sabtu (30/6). Diplomat Iran
tersebut diduga bersekongkol melancarkan serangan bom atas satu
pertemuan kelompok oposisi Iran di pengasingan di Prancis.
Rudy Giuliani, pengacara Presiden Donald Trump, dan beberapa mantan
menteri Arab dan Eropa termasuk di antara mereka yang hadir dalam
pertemuan Dewan Nasional Perlawanan Iran (NCRI) yang berkedudukan di
Paris.
"Dua orang tersangka di Belgia dicegat oleh polisi
Belgia pada Sabtu, yang kedapatan membawa 500 gram TATP, bahan peledak
buatan rumah yang diproduksi dari bahan-bahan kimia, dan juga alat untuk
meledakkan yang ditemukan di dalam mobil mereka," ujar pernyataan
bersama jaksa Belgia dan dinas intelejen.
Seorang pria yang
berusia 38 tahun dan seorang wanita berumur 33 tahun, yang
diidentifikasi hanya bernama Amir S dan Nasimeh N, didakwa dengan
tuduhan usaha melakukan pembunuhan dan persiapan aksi teroris. Dua
penangkapan terkait dengan kasus Belgia itu dilakukan di Prancis dan
Jerman.
"Orang yang ditangkap di Jerman adalah seorang
diplomat di kedutaan besar Iran di Wina, ibu kota Austria," kata
pernyataan tersebut.
Staff di kedutaan Iran itu mengatakan
duta besar tak bersedia memberi komentar segera. Presiden Iran Hassan
Rouhani dijadwalkan akan berkunjung ke Austria pada Rabu (3/7).
Pernyataan
Belgia tersebut tidak memberi rincian lebih jauh tentang diplomat,
selain menyatakan mereka disangka melakukan kontak dengan kedua orang
yang ditangkap di Belgia. Tak ada rincian mengenai tersangka keempat
yang ditangkap di Prancis.
NCRI merupakan blok payung kelompok-kelompok oposisi di pengasingan yang berusaha ingin mengakhiri kekuasaan di Iran.
Pertemuannya,
yang menarik ribuan orang, berlangsung pada Sabtu di Villepinte, di
luar kota Paris, sekitar tiga jam dari Brussel.
"Persekongkolan
oleh kediktatoran yang memerintah Iran untuk melancarkan serangan
teroris terhadap pertemuan Perlawanan Iran di Villepinte digagalkan,"
kata Shahin Gobadi, juru bicara NCRI dalam sebuah pernyataan.
NCRI,
yang juga dikenal dengan nama Mujahideen-e-Khalq, dalam bahasa Farsi,
pernah dimasukkan ke dalam daftar organisasi teroris oleh Amerika
Serikat dan Uni Eropa tetapi kini namanya tak lagi tercantum.
Teheran
telah lama menyerukan penumpasan NCRI di Paris, Riyadh, dan Washington.
Kelompok itu mengeritik di media negara secara reguler.
Menyusul
penangkapan-penangkapan itu, pihak berwenang Belgia juga melakukan
penggeledahan di beberapa lokasi berbeda di negeri itu tetapi tidak
menyebutkan apakah mereka menemukan sesuatu.
Perdana
Menteri Belgia Charles Michel di Twitter menyampaikan terima kasih
kepada pejabat-pejabat di kepolisian dan dinas intelejen atas pekerjaan
mereka. "Sekali lagi kerja sama yang baik antara negara-negara
membuahkan hasil," tulis Michel.