Brussel (CB) - Uni Eropa akan mengeluarkan embargo
persenjataan terhadap Venezuela dan akan mempertimbangkan sanksi lebih
lanjut terkait krisis politik di negara Amerika Selatan itu, kata dua
diplomat Uni Eropa (EU).
Langkah itu akan membawa EU lebih seperti Amerika Serikat, yang menjatuhkan sanksi pada awal tahun ini, lapor Reuters.
Embargo EU juga merupakan tanda perubahan sikap di Brussel, yang sebelumnya enggan mengambil pendekatan lebih keras terhadap Caracas.
"Langkah (embargo) tersebut sudah disetujui hari ini, membuka jalan untuk disetujui (oleh para menteri luar negeri Uni Eropa) Senin depan," kata seroang diplomat EU. Ia menambahkan bahwa dukungan dari menteri luar negeri sebenarnya hanya formalitas.
Spanyol telah sekian lama mendorong agar sanksi dijatuhkan terhadap pihak-pihak yang memiliki hubungan dekat dengan Presiden Venezuela Nicolas Maduro.
Washington menuduh Maduro menjalankan kediktatoran namun sikap negara-negara anggota EU terbagi atas siapa yang harus dikenai sanksi sementara Inggris merupakan pemasok utama persenjataan bagi Venezuela.
Para diplomat mengatakan titik balik bagi pemerintah negara-negara EU untuk bersikap lebih keras adalah hasil pemilihan daerah Venezuela, yang tampak menguntungkan partai berkuasa Sosialis pimpinan Maduro.
Sejumlah jajak pendapat sebelumnya memperkirakan bahwa pihak oposisi akan dengan mudah menggaet suara mayoritas, namun pada akhirnya oposisi hanya memenangi sedikit jabatan kegubernuran, menurut badan pemilihan propemerintah.
Namun, keputusan yang diambil oleh para duta besar negara-negara EU pada pertemuan Rabu itu hanya mempersiapkan dasar hukum bagi pengeluaran sanksi, tanpa menyebut nama.
Larangan kunjungan serta pembekuan aset hanya akan diterapkan terhadap para pejabat Venezuela "kalau perkembangan situasi memerlukannya", kata diplomat lainnya.
Jika disetujui, embargo senjata akan diikuti dengan larangan ekspor peralatan yang bisa digunakan untuk melakukan penindasan internal serta ekspor peralatan pengintai, kata para diplomat.
Langkah itu akan membawa EU lebih seperti Amerika Serikat, yang menjatuhkan sanksi pada awal tahun ini, lapor Reuters.
Embargo EU juga merupakan tanda perubahan sikap di Brussel, yang sebelumnya enggan mengambil pendekatan lebih keras terhadap Caracas.
"Langkah (embargo) tersebut sudah disetujui hari ini, membuka jalan untuk disetujui (oleh para menteri luar negeri Uni Eropa) Senin depan," kata seroang diplomat EU. Ia menambahkan bahwa dukungan dari menteri luar negeri sebenarnya hanya formalitas.
Spanyol telah sekian lama mendorong agar sanksi dijatuhkan terhadap pihak-pihak yang memiliki hubungan dekat dengan Presiden Venezuela Nicolas Maduro.
Washington menuduh Maduro menjalankan kediktatoran namun sikap negara-negara anggota EU terbagi atas siapa yang harus dikenai sanksi sementara Inggris merupakan pemasok utama persenjataan bagi Venezuela.
Para diplomat mengatakan titik balik bagi pemerintah negara-negara EU untuk bersikap lebih keras adalah hasil pemilihan daerah Venezuela, yang tampak menguntungkan partai berkuasa Sosialis pimpinan Maduro.
Sejumlah jajak pendapat sebelumnya memperkirakan bahwa pihak oposisi akan dengan mudah menggaet suara mayoritas, namun pada akhirnya oposisi hanya memenangi sedikit jabatan kegubernuran, menurut badan pemilihan propemerintah.
Namun, keputusan yang diambil oleh para duta besar negara-negara EU pada pertemuan Rabu itu hanya mempersiapkan dasar hukum bagi pengeluaran sanksi, tanpa menyebut nama.
Larangan kunjungan serta pembekuan aset hanya akan diterapkan terhadap para pejabat Venezuela "kalau perkembangan situasi memerlukannya", kata diplomat lainnya.
Jika disetujui, embargo senjata akan diikuti dengan larangan ekspor peralatan yang bisa digunakan untuk melakukan penindasan internal serta ekspor peralatan pengintai, kata para diplomat.
Credit antaranews.com