Jumat, 17 November 2017

Sama-sama Musuhi Iran, Israel Siap Berbagi Info Intelijen dengan Saudi


Sama-sama Musuhi Iran, Israel Siap Berbagi Info Intelijen dengan Saudi
Kepala Staf Militer Israel Letnan Jenderal Gadi Eizenkot menyatakan, pihaknya siap berbagi informasi intelijen dengan Arab Saudi untuk melawan Iran. Foto/REUTERS/Baz Ratner


TEL AVIV - Militer Israel menyatakan siap untuk berbagi informasi intelijen dengan Arab Saudi. Pihak militer Tel Aviv mengaku memiliki kepentingan yang sama dengan Riyadh dalam melawan Iran.

Komentar itu disampaikan Kepala Staf Militer Israel Letnan Jenderal Gadi Eizenkot kepada Elaph, surat kabar yang berbasis di Saudi. Dalam wawancara langka dengan media Riyadh itu, Eizenkot mengaku tidak memiliki rencana untuk menyerang kelompok Hizbullah Libanon, sekutu Teheran.

Saudi dalam beberapa hari terakhir telah meningkatkan tekanan pada Iran dengan menuduh Teheran mencoba memperluas pengaruhnya di negara-negara Arab, termasuk melalui kelompok Hizbullah Libanon.

Meningkatnya ketegangan antara Teheran dan Riyadh telah memicu spekulasi bahwa kepentingan bersama dapat mendorong Arab Saudi dan Israel untuk bekerja sama dalam melawan apa yang mereka lihat sebagai ancaman bersama.


Tapi, Saudi berpendapat bahwa hubungan dengan Israel bergantung pada penarikan diri Israel dari wilayah Arab yang diduduki dalam perang Timur Tengah 1967.

Ketika ditanya apakah Israel telah berbagi informasi dengan Arab Saudi, Eizenkot berujar; ”Kami siap untuk berbagi informasi jika diperlukan. Ada banyak kepentingan bersama di antara kita.”

Dia menambahkan, Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyerukan peningkatan tekanan terhadap Iran juga telah memberi kesempatan bagi terbentuknya aliansi baru di Timur Tengah.

Baik Arab Saudi maupun Israel memandang Iran sebagai ancaman utama bagi Timur Tengah.

”Rencana strategis utama dan umum harus disiapkan untuk menghentikan bahaya Iran, dan kami siap untuk bertukar keahlian dengan negara-negara Arab moderat dan bertukar informasi intelijen untuk menghadapi Iran,” katanya, dalam wawancara di Kantor Eizenkot di Tel Aviv, yang dilansir Reuters, Jumat (17/11/2017).

Awal bulan ini, Perdana Menteri Libanon Saad al-Hariri mengumumkan pengunduran dirinya dalam sebuah langkah mengejutkan yang telah menjatuhkan Libanon ke dalam krisis politik baru. Hariri mengumumkan pengunduran dirinya saat berada di Riyadh. Dalam pengumumannya itu, dia juga menyuarakan perlawanannya terhadap Iran. 




Credit  sindonews.com