Presiden Trump memerintahkan Kementerian Keamanan Dalam Negeri untuk meningkatkan pemeriksaan imigrasi. (AFP Photo/Mandel Ngan)
"Saya baru saja memerintahkan Kementerian Keamanan Dalam Negeri untuk meningkatkan penerapan Program Pemeriksaan Ekstrem yang sudah ada. Benar secara politik memang baik, tapi tidak untuk hal ini!" kicau Trump melalui Twitter-nya.
Sejak kampanye pemilihan umum berlangsung, Trump memang telah berjanji akan memperketat aturan keimigrasian, terutama bagi para imigran ilegal di AS. Kebijakan itu dianggapnya mampu melindungi AS dari target teroris dan tindakan kriminal lain.
Serangan ini merupakan insiden pertama yang secara resmi disebut aksi teror di AS sejak Trump mulai menjabat pada Januari lalu. Belum lama ini terjadi penembakan massal yang dilakukan warga lokal di Las Vegas, tapi pemerintah tak pernah menyebutnya sebagai aksi terorisme.
Insiden teranyar bermula pada 5.05 Selasa waktu setempat, saat pelaku menabraki sejumlah pejalan kaki dan pengendara sepeda di sepanjang jalur sepeda di pinggir sungai Hudson, Manhattan.
Pelaku yang mengendarai truk kemudian bertabrakan dengan bus sekolah di Chamber Street, di mana dua orang dewasa dan dua anak-anak terluka.
|
Seorang saksi mata mengatakan mobil tersebut dipacu dengan kecepatan penuh ke arah selatan di jalur pejalan kaki dan pesepeda di pinggir West Side Highway.
Belakangan sumber penegak hukum mengidentifikasi pelaku sebagai Sayfullo Habibullaevic Saipov, seorang pria 29 tahun asal Uzbeksitan yang datang ke AS pada 2010.
Saipov meninggalkan sebuah catatan di truknya, mengaku melakukan serangan itu untuk ISIS. Otoritas sejauh ini menuturkan Saipov melancarkan teror itu seorang diri.
Masih melalui Twitter, Trump turut mengungkapkan rasa duka citanya bagi para korban dan keluarga yang ditinggalkan.
Credit cnnindonesia.com
Trump perketat pemeriksaan pada pelancong yang masuk AS
Washington (CB) - Presiden Donald Trump mengatakan pada
Selasa waktu setempat bahwa dia memerintahkan pemeriksaan lebih ketat
terhadap para pelancong yang mengunjungi Amerika Serikat (AS) menyusul
serangan terkait teror mematikan pertama di New York sejak 11 September
2001.
"Saya baru saja memerintahkan Keamanan Dalam Negeri meningkatkan program pemeriksaan yang sudah ekstrem. Merasa benar secara politik boleh saja, tapi tidak untuk ini!" cuit Trump.
Pekan lalu, maskapai penerbangan global mulai menerapkan wawancara keamanan bagi para pelancong dengan tujuan AS sebelum pendaftaran penumpang untuk masuk ke pesawat.
Upaya sang presiden untuk melarang masuk para pelancong dari negara mayoritas muslim menghadapi hambatan-hambatan hukum.
Pemerintahannya telah mengumumkan bahwa mereka akan kembali menerima pengungsi setelah larangan 120 hari, meskipun pendatang dari 11 negara "berisiko tinggi", kebanyakan dari negara mayoritas muslim, masih akan dilarang menurut siaran kantor berita AFP.
"Saya baru saja memerintahkan Keamanan Dalam Negeri meningkatkan program pemeriksaan yang sudah ekstrem. Merasa benar secara politik boleh saja, tapi tidak untuk ini!" cuit Trump.
Pekan lalu, maskapai penerbangan global mulai menerapkan wawancara keamanan bagi para pelancong dengan tujuan AS sebelum pendaftaran penumpang untuk masuk ke pesawat.
Upaya sang presiden untuk melarang masuk para pelancong dari negara mayoritas muslim menghadapi hambatan-hambatan hukum.
Pemerintahannya telah mengumumkan bahwa mereka akan kembali menerima pengungsi setelah larangan 120 hari, meskipun pendatang dari 11 negara "berisiko tinggi", kebanyakan dari negara mayoritas muslim, masih akan dilarang menurut siaran kantor berita AFP.
Credit antaranews.com