Jumat, 10 November 2017

Indonesia Terpilih Jadi Anggota Dewan Eksekutif UNESCO


Indonesia Terpilih Jadi Anggota Dewan Eksekutif UNESCO
Ilustrasi bendera PBB (REUTERS/Denis Balibouse)


Jakarta, CB -- Indonesia terpilih menjadi anggota Dewan Eksekutif (Executive Board/EB) badan kebudayaan dunia UNESCO periode 2017-2021, Rabu (8/11). Pemilihan anggota Dewan Eksekutif Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-bangsa (UNESCO) itu berlangsung dalam Sesi ke-39 General Conference UNESCO di Paris, Prancis.

Indonesia bersama India, Jepang, China, Filipina, dan Bangladesh, terpilih untuk duduk sebagai anggota EB UNESCO periode 2017-2021 di Kelompok Asia Pasifik.

“Terpilihnya Indonesia sebagai anggota EB UNESCO periode 2017-2021 akan memberi ruang strategis bagi Indonesia untuk berkontribusi menentukan standard setting yang dilakukan UNESCO," kata Duta Besar atau Wakil Tetap RI untuk UNESCO, Dr. Hotmangaradja Pandjaitan.


Menurut rilis Kementerian Luar Negeri yang diterima CNN Indonesia, Kamis (9/11) keterpilihan Indonesia di EB UNESCO sangat strategis bagi kepentingan nasional mengingat negara anggota EB mempunyai kesempatan untuk lebih menyuarakan kepentingannya dan ikut menentukan putusan-putusan UNESCO.


Hal ini juga sejalan dengan besarnya kepentingan Indonesia dalam bidang kerja UNESCO, utamanya di bidang pendidikan dan kebudayaan.

Disebutkan pula dalam rilis, kemenangan Indonesia ini tak lepas dari capaian dan diplomasi Indonesia di UNESCO dan upaya penggalangan dukungan yang intensif baik oleh seluruh unsur Pemerintah, terutama Perwakilan RI.

Indonesia telah menyumbangkan beberapa Works of Art untuk UNESCO dan menjadi anggota World Heritage Committee (WHC) periode 2015-2019 yang memiliki mandat untuk pelestarian warisan budaya dunia. Pada tahun 2017, Indonesia juga dipercaya menjadi tuan rumah World Press Freedom Day.


Indonesia juga merupakan negara yang telah diakui UNESCO sebagai negara besar dalam promosi dan pelestarian budaya. Cukup banyak warisan budaya Indonesia yang diakui oleh UNESCO, mulai dari wayang, keris, batik, angklung, noken, kawasan candi Borobudur dan Prambanan, juga Tari Saman dan Tari Bali sebagai warisan budaya tak benda.

Dalam pemilihan yang berlangsung tertutup tersebut, Indonesia berhasil mengantongi 160 suara atau peringkat ketiga pada Grup Asia Pasifik.

Dari tujuh negara kandidat pada Grup Asia Pasifik, urutan perolehan suara antara lain Jepang (166 suara), India (162), Indonesia (160), Filipina (157), RRT (155), dan Bangladesh (144 suara).

Cook Islands tidak berhasil terpilih karena hanya memperoleh 91 suara, dan merupakan perolehan suara terendah. Padahal di Grup Asia Pasifik hanya terdapat enam kursi kosong untuk Dewan Eksekutif UNESCO.

EB UNESCO, bersama dengan General Conference UNESCO, merupakan badan pembuat keputusan-keputusan penting UNESCO dalam standard setting bidang pendidikan, kebudayaan, sains, dan informasi komunikasi. Dewan Eksekutif juga mengatur hal-hal terkait manajemen UNESCO, utamanya dalam bidang anggaran dan administrasi.




Credit  cnnindonesia.com