Kamis, 23 November 2017

Australia-ASEAN Kerja Sama Hentikan Aliran Dana Teroris


 Australia-ASEAN Kerja Sama Hentikan Aliran Dana Teroris
Kota Marawi bebas ISIS pada 17 Oktober lalu. Australia dan negara-negara ASEAN sepakat bekerja sama menghentikan aliran dana bagi terorisme. (AFP PHOTO/Ted ALJIBE)



Jakarta, CB -- Australia dan negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN) sepakat menjalin kerja sama untuk memutus aliran dana terorisme di kawasan.  Aliansi yang dinamakan Kelompok Kerja Pemberantasan Pendanaan Terorisme Asia Tenggara ini dibentuk sebagai bagian dari penguatan kerja sama intelijen dikawasan dalam mengantisipasi ancaman terorisme.

"Stabilitas dan keamanan di Asia Tenggara adalah kepentingan kritikal bagi Australia. Canberra berkomitmen untuk memberantas ancaman teroris termasuk ISIS di kawasan," kata Menteri Kehakiman Australia Michael Keenan dalam sebuah konferensi konter-terorisme di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (22/11).

Keenan mengatakan aliansi ini akan dipimpin oleh Badan Intelijen Keuangan Australia, AUSTRAC, dan Dewan Anti-Pencurian Uang Filipina. Di bawah inisiatif baru ini, seluruh negara yang berpartisipasi akan langsung memblokir setiap jalur pendanaan mencurigakan dari sistem keuangan internasional dan sumber lainnya.


Penguatan kerja sama ini disepakati menyusul kekhawatiran kehadiran kelompok teroris, milisi teroris di Irak dan Suriah (ISIS) di kawasan. Kekhawatiran itu muncul setelah kelompok milisi Maute di Filipina, yang berbaiat kepada ISIS, menguasai Kota Marawi selama lima bulan sejak akhir Mei lalu.


Sejumlah pihak khawatir bahwa konflik Marawi di Filipina menjadi awal rencana ISIS untuk membentuk basis baru di kawasan Asia Tenggara setelah kekalahannya di Irak dan Suriah.

Tak sedikit milisi asal Indonesia, Malaysia, Singapura bergabung dengan aksi terorisme Maute di Marawi.  Kelompok itu akhirnya berhasil ditumbangkan pada pertengahan Oktober lalu setelah pemimpin mereka, Omarkhayam Maute, bersama Isnilon Hapilon, pemimpin Abu Sayyaf, yang disebut-sebut sebagai Emir ISIS Asia Tenggara, tewas di tangan militer.


"Tragedi Bom Bali pada 2002 yang menewaskan ratusan orang termasuk puluhan turis asal Negeri Kanguru itu juga menjadi salah satu pendorong Australia untuk bekerja sama dengan negara di kawasan dalam hal pemberantasan terorisme.

Australia bahkan mengirimkan dua pesawat tempur Orion untuk membantu militer Filipina memantau pergerakan militan demi membebaskan Kota Marawi dari genggaman teroris ISIS.

Sebagaiaman dikutip AFP, Keenan mengatakan, Australia sebenarnya telah lama melakukan pertukaran informasi intelijen dengan negara di Asia Tenggara. Namun, katanya, kerja sama intelijen ini perlu dilembagakan agar bisa berdampak secara maksimal.

Kita tahu bahwa kunci senjata untuk mengalahkan perang melawan teroris adalah dengan sumber informasi. Maka dari itu, kita perlu menemukan cara untuk berbagi informasi intelijen dengan tepat sasaran dan tepat waktu," kata Keenan yang turut mendampingi Perdana Menteri Malcolm Turnbull dalam konferensi itu.



Credit  cnnindonesia.com