WASHINGTON
- Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, meminta kepada Kongres
tambahan dana sebesar Rp79,5 triliun untuk militer. Hal itu dilakukannya
ditengah lawatannya ke Asia yang bertujuan untuk melawan apa yang
disebutnya sebagai ancaman Korea Utara (Korut).
Penambahan permintaan anggaran 2018 pemerintah datang tepat saat Trump meninggalkan Jepang ke Korea Selatan, di mana AS telah mulai memasang sistem pertahanan anti-rudal yang dikenal sebagai THAAD.
Permintaan Trump itu meliputi Rp53,9 triliun untuk sistem pertahanan dan deteksi rudal di Semenanjung Korea, Rp16,1 triliun untuk mendanai permintaannya untuk 3.500 tentara AS di Afghanistan, dan Rp9,4 triliun untuk memperbaiki dua kapal Angkatan Laut seperti dikutip dari USA Today, Selasa (7/11/2017).
Permintaan dana tambahan untuk peluru kendali ini datang tiga bulan setelah Trump pertama kali mengungkapkan pemikiran kedua tentang usulan pemerintahannya untuk memotong anggaran Badan Pertahan Rudal, dan berjanji untuk menambahkan miliaran kembali ke program tersebut. Tapi itu juga merupakan pelonggaran tuntutannya agar sekutu berbagi beban belanja pertahanan.
"Kami membuat peralatan militer terbaik di dunia," kata Trump kepada wartawan di Air Force One, Minggu kemarin.
"Sebuah tembakan baru saja dilakukan oleh Iran, menurut pendapat saya, di Arab Saudi. Anda tahu tentang itu, bukan? Anda melihat rudal yang keluar? Dan sistem kami menjatuhkan rudal dari udara. Betapa bagusnya milik kita. Tidak ada di dunia yang membuatnya seperti kita, dan sekarang kita menjualnya ke seluruh dunia," sambungnya.
Permintaan tersebut muncul saat Beijing dan Pyongyang telah menyelesaikan perselisihan mereka mengenai pemasangan peluncur THAAD di Korea Selatan, yang menurut China mengancam keamanan nasionalnya. Namun Korsel masih enggan menambahkan instalasi tambahan THAAD di semenanjung tersebut.
Pertahanan rudal juga bisa digunakan untuk melindungi wilayah AS di Alaska dan Guam, yang sekarang berada dalam jangkauan rudal balistik Korut.
Dana Rp16,1 triliun untuk Afghanistan mengikuti pengumuman Trump tentang strategi yang dirubah untuk usaha perang yang diumumkan pada bulan Agustus lalu. Trump mengatakan pasukan AS akan tetap berada di sana tanpa batas waktu. "Kondisi di lapangan, bukan jadwal yang sewenang-wenang, akan memandu strategi kita mulai sekarang," katanya.
Semenatara dua kapal di armada Pasifik - USS John S. McCain dan USS Fitzgerald - telah mengalami kerusakan dalam tabrakan mematikan tahun ini, yang akhirnya menyebabkan komandan armada ke-7 dipecat. Semua pengeluaran yang diusulkan tidak sesuai anggaran, dengan menggunakan mekanisme pengeluaran perang dan keadaan darurat yang dirancang untuk mengatasi masalah anggaran.
Penambahan permintaan anggaran 2018 pemerintah datang tepat saat Trump meninggalkan Jepang ke Korea Selatan, di mana AS telah mulai memasang sistem pertahanan anti-rudal yang dikenal sebagai THAAD.
Permintaan Trump itu meliputi Rp53,9 triliun untuk sistem pertahanan dan deteksi rudal di Semenanjung Korea, Rp16,1 triliun untuk mendanai permintaannya untuk 3.500 tentara AS di Afghanistan, dan Rp9,4 triliun untuk memperbaiki dua kapal Angkatan Laut seperti dikutip dari USA Today, Selasa (7/11/2017).
Permintaan dana tambahan untuk peluru kendali ini datang tiga bulan setelah Trump pertama kali mengungkapkan pemikiran kedua tentang usulan pemerintahannya untuk memotong anggaran Badan Pertahan Rudal, dan berjanji untuk menambahkan miliaran kembali ke program tersebut. Tapi itu juga merupakan pelonggaran tuntutannya agar sekutu berbagi beban belanja pertahanan.
"Kami membuat peralatan militer terbaik di dunia," kata Trump kepada wartawan di Air Force One, Minggu kemarin.
"Sebuah tembakan baru saja dilakukan oleh Iran, menurut pendapat saya, di Arab Saudi. Anda tahu tentang itu, bukan? Anda melihat rudal yang keluar? Dan sistem kami menjatuhkan rudal dari udara. Betapa bagusnya milik kita. Tidak ada di dunia yang membuatnya seperti kita, dan sekarang kita menjualnya ke seluruh dunia," sambungnya.
Permintaan tersebut muncul saat Beijing dan Pyongyang telah menyelesaikan perselisihan mereka mengenai pemasangan peluncur THAAD di Korea Selatan, yang menurut China mengancam keamanan nasionalnya. Namun Korsel masih enggan menambahkan instalasi tambahan THAAD di semenanjung tersebut.
Pertahanan rudal juga bisa digunakan untuk melindungi wilayah AS di Alaska dan Guam, yang sekarang berada dalam jangkauan rudal balistik Korut.
Dana Rp16,1 triliun untuk Afghanistan mengikuti pengumuman Trump tentang strategi yang dirubah untuk usaha perang yang diumumkan pada bulan Agustus lalu. Trump mengatakan pasukan AS akan tetap berada di sana tanpa batas waktu. "Kondisi di lapangan, bukan jadwal yang sewenang-wenang, akan memandu strategi kita mulai sekarang," katanya.
Semenatara dua kapal di armada Pasifik - USS John S. McCain dan USS Fitzgerald - telah mengalami kerusakan dalam tabrakan mematikan tahun ini, yang akhirnya menyebabkan komandan armada ke-7 dipecat. Semua pengeluaran yang diusulkan tidak sesuai anggaran, dengan menggunakan mekanisme pengeluaran perang dan keadaan darurat yang dirancang untuk mengatasi masalah anggaran.
Credit sindonews.com