AMMAN - Yordania
menolak mengizinkan Duta Besar Israel, Einat Schlein untuk kembali ke
Amman, kecuali petugas keamanan yang menembak mati dua orang Yordania
diselidiki dan diadili. Petugas keamanan Israel menembak mati dua orang
warga Yordania pada bulan lalu.
Yahya al-Saud, ketua Komite Palestina di Parlemen Yordania membenarkan adanya sebuah perintah yang melarang Duta Besar Israel karena tidak ada penyelidikan awal di Israel atas tindakan petugas keamanan tersebut.
"Yordania juga harus dilibatkan dalam proses penyelidikan, dan tetap waspada terhadap proses persidangan," kata Yahya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Jpost pada Selasa (15/8).
Pernyataan Yahya muncul setelah pejabat pemerintah Yordania mengatakan bahwa mereka telah mengirim surat ke Yerusalem untuk mengulangi bahwa Schlein tidak dapat kembali Amman tanpa adanya jaminan penyelidikan serius, dan menyeluruh terhadap petugas keamanan Israel yang bertugas di Kedutaan Besar Israel di Amman.
Seperti diketahui, petugas keamanan bernama Ziv Moyal, menembak Mohammed Jawawdeh pada tanggal 23 Juli, setelah Jawadeh berusaha menusuknya. Dia lalu menembak seorang warga Yordania lainnya yang tidak memiliki keterkaitan dengan serangan itu.
Insiden tersebut memicu krisis diplomatik, yang meningkat ketika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyambut Moyal saat dia kembali ke Israel. Hal ini dianggap oleh Raja Yordania Abdullah II sebagai tidak dapat diterima dan provokatif.
Yahya al-Saud, ketua Komite Palestina di Parlemen Yordania membenarkan adanya sebuah perintah yang melarang Duta Besar Israel karena tidak ada penyelidikan awal di Israel atas tindakan petugas keamanan tersebut.
"Yordania juga harus dilibatkan dalam proses penyelidikan, dan tetap waspada terhadap proses persidangan," kata Yahya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Jpost pada Selasa (15/8).
Pernyataan Yahya muncul setelah pejabat pemerintah Yordania mengatakan bahwa mereka telah mengirim surat ke Yerusalem untuk mengulangi bahwa Schlein tidak dapat kembali Amman tanpa adanya jaminan penyelidikan serius, dan menyeluruh terhadap petugas keamanan Israel yang bertugas di Kedutaan Besar Israel di Amman.
Seperti diketahui, petugas keamanan bernama Ziv Moyal, menembak Mohammed Jawawdeh pada tanggal 23 Juli, setelah Jawadeh berusaha menusuknya. Dia lalu menembak seorang warga Yordania lainnya yang tidak memiliki keterkaitan dengan serangan itu.
Insiden tersebut memicu krisis diplomatik, yang meningkat ketika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyambut Moyal saat dia kembali ke Israel. Hal ini dianggap oleh Raja Yordania Abdullah II sebagai tidak dapat diterima dan provokatif.
Credit sindonews.com