Presiden Nicolas Maduro meminta pasukannya berlatih menghadapi Amerika. (Miraflores Palace/Handout via Reuters)
Jakarta, CB --
Presiden Venezuela Nicolas Maduro meminta tentaranya mengadakan
latihan setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan
melakukan intervensi bersenjata.
Maduro yang tengah kesulitan menghadapi kejatuhan ekonomi dan isolasi diplomatik menggunakan komentar Trump itu untuk menegaskan tudingan-tudingan selama ini bahwa Washington tengah mempersiapkan serangan militer.
"Semua mesti ikut dalam rencana pertahanan, jutaan perempuan dan laki-laki, mari kita lihat apa kata para imperialis Amerika itu," kata Maduro, dikutip Reuters, Selasa (15/8).
Dia meminta para pendukungnya untuk mengkutip operasi sipil-militer pada 26 dan 27 Agustus.
Ribuan pendukung pemerintah berunjuk rasa di Caracas di mana dia mengecam pernyataan Trump yang menyiratkan "opsi militer" untuk menyelesaikan krisis Venezuela.
Lebih dari 120 orang tewas sejak protes anti-pemerintah dimulai April lalu, didorong kelangkaan makanan dan obat-obatan, diperparah pembentukan badan super legislatif yang dinilai membuatnya menjadi diktator.
Maduro mengatakan Trump dibuat bingung oleh para penasihatnya soal situasi di Venezuela.
Maduro yang tengah kesulitan menghadapi kejatuhan ekonomi dan isolasi diplomatik menggunakan komentar Trump itu untuk menegaskan tudingan-tudingan selama ini bahwa Washington tengah mempersiapkan serangan militer.
"Semua mesti ikut dalam rencana pertahanan, jutaan perempuan dan laki-laki, mari kita lihat apa kata para imperialis Amerika itu," kata Maduro, dikutip Reuters, Selasa (15/8).
Dia meminta para pendukungnya untuk mengkutip operasi sipil-militer pada 26 dan 27 Agustus.
Ribuan pendukung pemerintah berunjuk rasa di Caracas di mana dia mengecam pernyataan Trump yang menyiratkan "opsi militer" untuk menyelesaikan krisis Venezuela.
Lebih dari 120 orang tewas sejak protes anti-pemerintah dimulai April lalu, didorong kelangkaan makanan dan obat-obatan, diperparah pembentukan badan super legislatif yang dinilai membuatnya menjadi diktator.
Maduro mengatakan Trump dibuat bingung oleh para penasihatnya soal situasi di Venezuela.
"Saya ingin berbicara lewat telepon dengan Trump, mengatakan kepadanya 'mereka telah membodohi Anda, Trump, semua yang mereka katakan soal Venezuela adalah kebohongan. Mereka menjatuhkan Anda dari jurang."
Gedung Putih pada pekan lalu menolak permintaan Maduro untuk berbicara dengan Trump. Washington menyatakan baru mau berbicara dengan pemimpin Venezuela setelah negara itu kembali kepada demokrasi.
Sementara itu, Wakil Presiden AS Mike Pence mencoba untuk menenangkan kekhawatiran di kawasan soal pernyataan Trump dan menjanjikan solusi damai.
Credit cnnindonesia.com