SIGAR melaporkan sekitar 20 tentara
Afghanistan tewas setiap hari akibat bentrokan dan serangan Taliban
serta kelompok militan lainnya. (REUTERS/Stringer)
Jakarta, CB --
Kongres Amerika Serikat melaporkan sekitar 2.531 tentara
Afghanistan tewas dan 4.238 tentara lainnya terluka selama empat bulan
pertama tahun 2017, sebagian besar karena serangan dan bentrokan
dengan Taliban.
Angka tersebut didapat dari penelitian yang dibuat Inspektur Jenderal Khusus untuk urusan Afghanistan Badan Pemerhati Kongres AS (SIGAR) pada 1 Januari-8 Mei lalu.
Jumlah ini serupa dengan angka pada tahun lalu dalam periode yang sama. Dalam laporannya Februari lalu, SIGAR memaparkan sedikitnya 6.785 tentara dan polisi Afghanistan gugur pada 10 bulan pertama di tahun 2016.
Angka tersebut didapat dari penelitian yang dibuat Inspektur Jenderal Khusus untuk urusan Afghanistan Badan Pemerhati Kongres AS (SIGAR) pada 1 Januari-8 Mei lalu.
Jumlah ini serupa dengan angka pada tahun lalu dalam periode yang sama. Dalam laporannya Februari lalu, SIGAR memaparkan sedikitnya 6.785 tentara dan polisi Afghanistan gugur pada 10 bulan pertama di tahun 2016.
Dari data tersebut SIGAR memprediksi setidaknya 20 tentara Afghanistan tewas setiap harinya. SIGAR menyatakan, ini merupakan tantangan bagi pasukan Resolute Support NATO yang selama ini melatih dan membimbing pasukan pemerintahan Presiden Ashraf Ghani itu.
Sejumlah komandan militer dan pejabat AS sebenarnya sudah memperingatkan berulang kali bahwa tentara Afghanistan mengalami penderitaan hebat lantaran kerap menjadi sasaran serangan Taliban dan kelompok militan lainnya.
Hal ini sering terjadi karena kesalahan strategi pengerahan pasukan pada pos pemeriksaan di daerah terpencil. Pekan lalu, contohnya, sekitar 30 tentara tewas di selatan Provinsi Kandahar saat pos pemeriksaan militer diserbu militan Taliban.
Diberitakan Reuters, seorang perwira AS mengatakan tentara penjaga pos-pos pemeriksaan berisiko 10 kali lipat lebih besar untuk menjadi korban serangan kelompok militan dibandingkan mereka yang terlibat operasi penyerangan.
Perwira itu mengaku sudah berupaya meyakinkan para komandan militer Afghanistan agar mulai meninggalkan taktik pengamanan tersebut, yang dianggap sejumlah politikus Kabul penting dilakukan sebagai tanda kehadiran pemerintah di daerah terpencil.
Taliban memang masih menjadi ancaman bagi pemerintah dan rakyat Afghanistan. SIGAR, mengutip pejabat AS, menganggap pertempuran pasukan Afghanistan melawan Taliban selama ini menemui kebuntuan.
Meski AS sempat merampingkan pasukannya di Afghanistan pada 2011 lalu, Pentagon berencana mengirimkan sekitar 4.000 tentara lagi ke negara itu demi membantu memberangus kelompok Taliban.
Saat ini, pasukan AS di Afghanistan berjumlah sekitar 8.400 orang, ditambah sekitar 5.000 pasukan NATO. Namun, AS belum mengumumkan strategi barunya di Afghanistan lebih jauh lagi.
Kini, pemerintah Afghanistan menguasai 59,7 persen dari 407 distrik di negara itu. Sementara itu, kelompok pemberontak menguasai sekitar 11,1 persen wilayah dari 29,2 persen daerah yang tengah diperebutkan oleh militan dan militer.
Sekitar 3 juta orang atau sepersepuluh populasi di Afghanistan tinggal di wilayah yang dikontrol atau dipengaruhi kelompok pemberontak.
Credit CNN Indonesia