Rabu, 02 Agustus 2017

Militan Terdesak, Pertempuran di Marawi Akan Lebih Berdarah


Militan Terdesak, Pertempuran di Marawi Akan Lebih Berdarah Pertempuran di Marawi, Filipina selatan, diperkirakan akan semakin berdarah seiring dengan semakin terdesaknya militan Maute. (Reuters/Romeo Ranoco)


Jakarta, CB -- Pertempuran di Marawi, Filipina selatan, diperkirakan akan semakin berdarah seiring dengan semakin terdesaknya militan Maute.

"Kami memperkirakan operasi yang lebih berdarah karena semuanya sekarang serba tegang dengan pertempuran jarak dekat," ujar komandan dari Komando Mindanao Barat, Carlito Galvez.

Galvez kemudian menjabarkan bahwa kini, para militan juga sudah tidak peduli dengan nyawa mereka. Sejumlah militan bisa saja melakukan serangan bunuh diri di pos-pos militer.


Sebut saja pada 21 Juli lalu, ketika militan Maute mendekati pos militer untuk meledakkan granat. Setidaknya sembilan tentara tewas dalam serangan itu.

Tak hanya itu, para militan Maute juga sudah mulai menanamkan bahan peledak di rumah-rumah warga untuk menjebak pasukan pemerintah. Jebakan ini sudah menewaskan setidaknya 114 orang.

Namun menurut juru bicara Pasukan Kerja Marawi, Jo-ann Petinglay, tim gegana Tentara sudah berhasil menjinakkan bom di daerah yang telah direbut dari Maute.

Kini, kata Petinglay, pasukan pemerintah masih harus berhadapan dengan sekitar 60-70 militan Maute.

Petinglay mengatakan, strategi penyerangan kali ini harus lebih berhati-hati karena militan semakin sering menggunakan warga sipil sebagai tameng.

"Kami harus benar-benar memastikan keamanan para sandera karena kami menghargai nyawa mereka seperti nyawa kami sendiri," katanya.

Sementara itu, aparat juga masih memburu Isnilon Hapilon, tokoh sentral dari pertempuran antara militer Filipina dan militan Maute ini.

Bentrokan ini pertama kali pecah ketika militer sedang melancarkan operasi penangkapan Hapilon, tokoh yang disebut-sebut pemimpin ISIS di Asia Tenggara.




Credit  CNN Indonesia