Ilustrasi. (Reuters/Jonathan Ernst)
Jakarta, CB --
Amerika Serikat dilaporkan mengusir dua diplomat Kuba di
Washington pada Mei lalu. Keputusan ini diambil setelah terjadi insiden
yang menyebabkan gejala fisik pada warga AS di Kedutaan Besar Washington
di Havana.
Pengusiran ini dikonfirmasi oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Heather Nauert, pada Rabu (9/8). Namun, ia enggan menjabarkan lebih lanjut mengenai insiden yang diketahui oleh AS pada akhir 2016 lalu.
"Kami tidak dapat memberikan jawaban megenai sumber atau penyebab dari apa yang kami sebut sebagai insiden ini. Yang jelas, itu menyebabkan sejumlah gejala fisik pada warga Amerika yang bekerja untuk pemerintah AS," ujar Nauert.
Nauert mengatakan, pemerintah masih menyelidiki insiden yang menimpa pegawai Kedubes AS di Havana tersebut. Namun, ia memastikan bahwa gejala fisik itu tidak mengancam nyawa.
"Ketika mereka baru mulai melaporkan, saya hanya akan menyebutnya gejala. Butuh waktu untuk mengetahui apa yang terjadi pada mereka. Penyelidikan masih berlangsung dan kami terus memantau," katanya.
Kabar mengenai insideni ini menjadi sorotan publik karena AS dan Kuba baru saja menjalin kembali hubungan diplomatik mereka pada 2015 lalu.
Pendirian kedutaan di masing-masing negara pun menjadi simbol rujuknya dua negara setelah berseteru pasca Perang Dingin.
Pengusiran ini dikonfirmasi oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Heather Nauert, pada Rabu (9/8). Namun, ia enggan menjabarkan lebih lanjut mengenai insiden yang diketahui oleh AS pada akhir 2016 lalu.
"Kami tidak dapat memberikan jawaban megenai sumber atau penyebab dari apa yang kami sebut sebagai insiden ini. Yang jelas, itu menyebabkan sejumlah gejala fisik pada warga Amerika yang bekerja untuk pemerintah AS," ujar Nauert.
Nauert mengatakan, pemerintah masih menyelidiki insiden yang menimpa pegawai Kedubes AS di Havana tersebut. Namun, ia memastikan bahwa gejala fisik itu tidak mengancam nyawa.
"Ketika mereka baru mulai melaporkan, saya hanya akan menyebutnya gejala. Butuh waktu untuk mengetahui apa yang terjadi pada mereka. Penyelidikan masih berlangsung dan kami terus memantau," katanya.
Kabar mengenai insideni ini menjadi sorotan publik karena AS dan Kuba baru saja menjalin kembali hubungan diplomatik mereka pada 2015 lalu.
Pendirian kedutaan di masing-masing negara pun menjadi simbol rujuknya dua negara setelah berseteru pasca Perang Dingin.
Credit cnnindonesia.com