Tak lama setelah alarm darurat bunyi,
dua stasiun radio mengonfirmasi peringatan itu sebagai kesalahan teknis.
(REUTERS/Erik De Castro)
Jakarta, CB --
Dua stasiun radio di Guam secara tidak sengaja menyalakan
peringatan darurat pada Selasa (15/8) dini hari dan membuat penduduk
pulau kecil di lepas perairan Pasifik itu panik.
Pasalnya, alarm--yang dibuat untuk memperingatkan warga mengenai kemungkinan bahaya ini--muncul di saat pulau yang terletak di sebelah timur Laut Filipina itu, tengah berada dalam ancaman serangan rudal Korea Utara.
Dua stasiun radio Guam tiba-tiba menyalakan Sistem Siaga Darurat yang mengeluarkan peringatan "bahaya sipil" sekitar pukul 00.25 dini hari waktu setempat.
Tak lama, kedua radio itu mengonfirmasi peringatan tersebut sebagai sebuah kesalahan teknis.
Sejumlah warga yang mendengar alarm itu pun mengaku sempat merasa khawatir dan langsung menghubungi kepolisian.
Otoritas Guam telah memastikan bahwa alarm tersebut merupakan kesalahan teknis dan tidak mengindikasikan bahaya apapun.
Pasalnya, alarm--yang dibuat untuk memperingatkan warga mengenai kemungkinan bahaya ini--muncul di saat pulau yang terletak di sebelah timur Laut Filipina itu, tengah berada dalam ancaman serangan rudal Korea Utara.
Dua stasiun radio Guam tiba-tiba menyalakan Sistem Siaga Darurat yang mengeluarkan peringatan "bahaya sipil" sekitar pukul 00.25 dini hari waktu setempat.
Tak lama, kedua radio itu mengonfirmasi peringatan tersebut sebagai sebuah kesalahan teknis.
Sejumlah warga yang mendengar alarm itu pun mengaku sempat merasa khawatir dan langsung menghubungi kepolisian.
Otoritas Guam telah memastikan bahwa alarm tersebut merupakan kesalahan teknis dan tidak mengindikasikan bahaya apapun.
"Warga dan pengunjung Guam diminta untuk tetap tenang. Tidak ada perubahan status dan tingkatan ancaman. Kami tetap melakukan aktivitas seperti biasa," tutur penasihat keamanan Guam, George Charfauros, Selasa (15/8), seperti dikutip AFP.
Guam terus menjadi sorotan internasional dalam dua pekan terakhir, khususnya setelah rezim Kim Jong-un berencana menyerang wilayah kedaulatan Amerika Serikat itu dengan empat rudalnya.
Pulau seluas tiga perempat Singapura itu menjadi salah satu basis angkatan udara dan laut AS di Pasifik. Sedikitnya 7000 personel serdadu AS bercokol di sana.
Guam memang menjadi wilayah AS yang paling dekat dengan Korut. Jaraknya hanya sekitar 3.400 kilometer dari sebelah tenggara Pyongyang, ibu kota Korut.
Guam juga menjadi rumah bagi 160 ribu penduduk lokal atau suku Chamorro yang telah tinggal selama 4000 tahun di pulau tersebut.
Jika serangan Korut itu benar-benar terjadi, warga Guam hanya punya waktu sekitar 14 menit untuk menyelamatkan diri keluar pulau tersebut.
Credit CNN Indonesia