WASHINGTON
- Tiga pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan Rusia telah mengerahkan
sistem anti rudal canggih untuk Suriah pertama kalinya. Ini adalah
indikasi terbaru bahwa Moskow terus meningkatkan operasi militernya di
Suriah untuk mendukung Presiden Bashar al-Assad.
Tindakan ini
muncul setelah aksi Rusia yang menyebabkan runtuhnya gencatan senjata
dan pemutusan pembicaraan bilateral dengan AS. Meski belum diketahui
motif Moskow melakukan hal itu, para pejabat AS mengatakan sistem
senjata baru ini berpotensi melawan serangan rudal AS di Suriah.
Dua
pejabat AS mengatakan bahwa komponen anti rudal SA-23 Gladiator dan
sistem anti pesawat, yang memiliki jangkauan sekitar 150 mil telah tiba
di dermaga pada akhir pekan lalu. Komponen-komponen itu dikirimkan dari
sebuah pangkalan angkatan laut Rusia di sepanjang kota pantai
Mediterania Suriah, Tartus, seperti dikutip dari laman Fox News, Selasa (4/10/2016).
Ini
adalah pertama kalinya Rusia telah mengerahkan sistem anti rudal SA-23
di luar perbatasan, menurut salah satu pejabat Barat mengutip penilaian
intelijen baru-baru ini. "Rudal dan komponen terkait masih dalam peti
mereka dan belum operasional," menurut para pejabat itu.
Menurut
salah satu pejabat, komunitas intelijen AS telah mengamati pengiriman
SA-23 dalam Rusia dalam beberapa pekan terakhir. "Front Al-Nusra tidak
memiliki Angkatan Udara?" tanya seorang pejabat AS sinis. ISIS pun tidak
memiliki pesawat terbang berawak atau pun rudal jelajah. Hal ini
menujukkan jika Rusia mengerahkan sistem anti rudal tersebut untuk
pertahanan dari setiap potensi serangan AS dan sekutunya.
Sistem
anti rudal SA-23 dikenal oleh NATO dengan sebutan Gladiator. Sistem
rudal ini dapat menembakkan dua jenis rudal. Rudal yang lebih kecil
digunakan untuk rudal pesawat dan kapal pesiar. Sedangkan rudal yang
lebih besar digunakan terhadap rudal balistik jarak menengah dan jamming
pesawat yang dikenal sebagai Giant. Menurut military-today.com kedua
rudal menggunakan hulu ledak dari jenis yang sama yang mengandung lebih
dari 300 pon bahan peledak
Credit Sindonews