WASHINGTON
- Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) mengerahkan tiga kapal perang ke
dekat pantai selatan Yaman untuk mendukung koalisi yang dipimpin Arab
Saudi. Langkah AS itu menyusul tembakan empat roket pemberontah Houthi
yang nyaris menenggelamkan kapal Uni Emirat Arab (UEA).
Dua pejabat pertahanan AS mengkonfirmasi pengerahan tiga kapal perang tersebut kepada Fox News. Pemberontak Houthi Yaman yang disebut-sebut didukung Iran mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap kapal UEA, negara anggota koalisi yang dipimpin Saudi.
Tidak ada korban luka yang dilaporkan akibat tembakan empat roket Houthi. Al Jazeera telah merilis video serangan roket-roket Houthi tersebut.
Dua pejabat pertahanan AS mengaku belum tahun jenis roket yang ditembakkan Houthi. Namun, dampak tembakan tersebut hampir menghancurkan kapal UEA.
Kapal UEA itu sebelumnya dikontrak untuk sebah perusahaan AS. Kapal-kapal perang AS dikirim ke ujung selatan Selat Bab al-Mandab atau dikenal sebagai Selat Mandab. Selat ini menghubungkan Laut Merah dan Teluk Aden.
Dua dari tiga kapal perang AS, yakni USS Mason dan USS Nitze, dipersenjatai dengan rudal jelajah Tomahawk, rudal anti-kapal Harpoon dan berbagai senapan mesin. Sedangkan satu kapal perang AS lainnya, USS Ponce, melayani pasukan operasi khusus.
“Ini adalah unjuk kekuatan,” kata seorang pejabat Pertahanan AS menggambarkan respons Washington terhadap pemberontak Houthi. ”Ini tentang kapan hal ini terjadi,” lanjut pejabat yang berbicara dalam kondisi anonim itu.
”Mengirim kapal perang ke daerah adalah pesan bahwa tujuan utama dari Angkatan Laut (AS) adalah untuk memastikan pengiriman yang terus bebas di selat dan sekitarnya,” ujar pejabat pertahanan AS, yang dikutip Selasa (4/10/2016).
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, John Kirby, mengecam serangan Houthi terhadap kapal UEA. “AS sangat mengutuk serangan tak beralasan oleh Houthi. Kami menyerukan kepada kelompok Houthi dan (loyalis mantan presiden) Saleh untuk segera menghentikan semua serangan terhadap kapal. Tindakan provokatif berisiko memperburuk konflik saat ini dan mempersempit prospek penyelesaian damai,” kata Kirby.
Dua pejabat pertahanan AS mengkonfirmasi pengerahan tiga kapal perang tersebut kepada Fox News. Pemberontak Houthi Yaman yang disebut-sebut didukung Iran mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap kapal UEA, negara anggota koalisi yang dipimpin Saudi.
Tidak ada korban luka yang dilaporkan akibat tembakan empat roket Houthi. Al Jazeera telah merilis video serangan roket-roket Houthi tersebut.
Dua pejabat pertahanan AS mengaku belum tahun jenis roket yang ditembakkan Houthi. Namun, dampak tembakan tersebut hampir menghancurkan kapal UEA.
Kapal UEA itu sebelumnya dikontrak untuk sebah perusahaan AS. Kapal-kapal perang AS dikirim ke ujung selatan Selat Bab al-Mandab atau dikenal sebagai Selat Mandab. Selat ini menghubungkan Laut Merah dan Teluk Aden.
Dua dari tiga kapal perang AS, yakni USS Mason dan USS Nitze, dipersenjatai dengan rudal jelajah Tomahawk, rudal anti-kapal Harpoon dan berbagai senapan mesin. Sedangkan satu kapal perang AS lainnya, USS Ponce, melayani pasukan operasi khusus.
“Ini adalah unjuk kekuatan,” kata seorang pejabat Pertahanan AS menggambarkan respons Washington terhadap pemberontak Houthi. ”Ini tentang kapan hal ini terjadi,” lanjut pejabat yang berbicara dalam kondisi anonim itu.
”Mengirim kapal perang ke daerah adalah pesan bahwa tujuan utama dari Angkatan Laut (AS) adalah untuk memastikan pengiriman yang terus bebas di selat dan sekitarnya,” ujar pejabat pertahanan AS, yang dikutip Selasa (4/10/2016).
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, John Kirby, mengecam serangan Houthi terhadap kapal UEA. “AS sangat mengutuk serangan tak beralasan oleh Houthi. Kami menyerukan kepada kelompok Houthi dan (loyalis mantan presiden) Saleh untuk segera menghentikan semua serangan terhadap kapal. Tindakan provokatif berisiko memperburuk konflik saat ini dan mempersempit prospek penyelesaian damai,” kata Kirby.
Credit Sindonews