Rabu, 05 Oktober 2016

Gugat Saudi Terkait Serangan 9/11, AS Bisa Digugat Irak karena Invasi

 
Gugat Saudi Terkait Serangan 9/11, AS Bisa Digugat Irak karena Invasi
Pasukan dan tank-tank tempur Amerika Serikat saat menginvasi Irak tahun 2003. Foto/REUTERS/Caren Firouz
 
BAGHDAD - Undang-undang baru Amerika Serikat (AS) bernama “Justice Against Sponsors of Terrorism Act” (JASTA) memungkinkan keluarga korban serangan 11 September 2001 menggugat Pemerintah Arab Saudi. UU itu telah jadi bumerang bagi AS, karena kelompok lobi Irak berencana menirunya dengan menggugat AS atas invasi di Irak tahun 2003.

Kelompok lobi Irak mendorong parlemen Baghdad untuk membuat UU serupa JASTA untuk menuntut kompensasi atas invasi AS terhadap rezim Saddam Hussein. Invasi AS itu telah membuat Irak kacau hingga sekarang.

Kelompok lobi menganggap pasukan AS melakukan pelanggaran di Irak. Ancaman gugatan terhadap AS itu disuarakan The Arab Project di Irak, sebuah kelompok lobi di Baghdad dengan dalih mengikuti contoh Washington yang akan menggugat Saudi.

“Meminta kompensasi dari Amerika Serikat atas pelanggaran oleh pasukan AS setelah invasi AS yang melihat jatuhnya Presiden Saddam Hussein pada tahun 2003,” bunyi pernyataan kelompok lobi itu, seperti dikutip Russia Today, semalam (4/10/2016).

JASTA disahkan oleh Kongres AS beberapa waktu meski Presiden Barack Obama memvetonya. Namun, sejumlah senator mulai berpikir ulang karena AS bisa terancam digugat negara lain yang dirugikan jika tetap menerapkan JASTA.

Sekitar 15 dari 19 orang yang membajak pesawat komersial dan menggunakannya untuk menabrak menara kembar World Trade Center (WTC) berasal dari Arab Saudi. Namun, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi membantah mendukung teroris.

Komisi 9/11 AS sejatinya juga tidak menemukan bukti bahwa Riyadh atau pejabat senior Saudi terlibat dalam serangan 11 September 2001 yang menewaskan ribuan orang. Saudi sendiri telah mengecam dan memperingatkan bahwa AS akan menerima konsekuensi terburuk jika nekat menerapkan JASTA untuk menggugat Saudi.




Credit  Sindonews