Kamis, 04 Agustus 2016

Drone Bikinan Indonesia Resmi Bersertifikat Laik Militer

 Drone Bikinan Indonesia Resmi Bersertifikat Laik Militer  
Uji coba Flying Boat OS-Wifanusa karya Indonesia Maritime Institute di Situ Gintung, Ciputat, Tangerang, (17/5). Flying Boat merupakan sarana transportasi ideal di Indonesia yang merupakan negara kepulauan. TEMPO/Marifka Wahyu
CB, Jakarta - Setelah sebulan lebih menjalani uji kelaikan sejak 16 Juni-31 Juli 2016, pesawat terbang tanpa awak atau drone OS-Wifanusa secara resmi mengantongi sertifikat kelaikan udara militer dari IMAA (Indonesian Military Airworthiness Authority) Puslaik Kementerian Pertahanan.

Penyerahan sertifikat dari IMAA dilaksanakan di ruang kerja Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan di Jakarta. Sertifikat diserahkan langsung oleh Kabaranahan Laksda TNI Ir Leonardi M.Sc. didampingi Kapuslaik Laksma TNI Sofyan kepada salah satu inventor drone OS-Wifanusa, Dr Yulian Paonganan.

"Kami sangat terharu dan bangga dengan pengakuan negara atas hasil karya kami ini dengan diterbitkannya Sertifikat Kelaikan Udara Militer dari IMAA. Semoga hasil karya kami ini bisa jadi kebanggaan Indonesia dan dapat digunakan untuk kepentingan pertahanan negara," kata Ongen—sapaan Yulian Paonganan—kepada pers, Rabu.

"Dalam kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada Menteri Pertahanan RI dan jajarannya yang telah memberi kepercayaan kepada kami untuk memproduksi drone ini," ujar Ongen.

Sebelumnya diberitakan, drone OS-Wifanusa yang mendapatkan sertifikat ada dua tipe, yaitu OS-Wifanusa SL-D70 (wingspan 4.2mtr) dan OS-Wifanusa SL-D28 (wingspan 6.4 mtr) dengan endurance 6-8 jam dan 8-10 jam dan dengan payload berupa kamera surveillance canggih serta kamera pemetaan multispektran dan medium format beresolusi tinggi.

Salah satu keunikan drone OS-Wifanusa adalah take-off dan landing di air dan di darat, sehingga layak disebut sebagai amphibious drone. Kemampuan terbangnya bisa mencapai 5.000 MSL.

Drone OS-Wifanua diciptakan oleh anak bangsa secara mandiri. Inventor dari drone ini adalah Dr Y Paonganan, M.Sc, Laksamana TNI Ade Supandi, SE, MAP, dan Oky Suanandi. Sebagai Chief Engineering adalah Prof Dr Hisar Pasaribu M.Sc.




Credit  TEMPO.CO