Kamis, 04 Agustus 2016

Menteri Rini Copot Direktur Utama PT Pindad


  Menteri Rini Copot Direktur Utama PT Pindad  

Silmy Karim, Direktur Utama PT Pindad. TEMPO/Prima Mulia
 
CB, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara mencopot Direktur Utama PT Pindad (Persero), Silmy Karim. Silmy digantikan oleh Abraham Mose yang sebelumnya menduduki jabatan Direktur Utama PT Len Industri (Persero).

Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Fajar Harry Sampurno mengatakan, pergantian Silmy dilakukan karena saat ini dia dibutuhkan di BUMN lain. Namun Harry enggan menjelaskan posisi apa yang akan diberikan pada Silmy.

"Karena prestasinya bagus, jadi pak Silmy diperlukan di BUMN lain," kata Harry di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu 3 Agustus 2016. Salah satu prestasi Silmy, kata dia, adalah mampu meningkatkan nilai kontrak secara drastis.

Silmy menjabat sebagai Direktur Utama Pindad sejak tahun Desember 2014. Dia menggantikan Sudirman Said yang diangkat sebagai Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral. Adapun Abraham merupakan sarjana teknik elektro dari Universitas Hasanuddin Makasar. Dia memulai karir di Len Industri sejak tahun 2000 sebagai Kepala Grup Bisnis.

Ditemui di tempat yang sama, Silmy mengklaim bahwa target perusahaan yang dicanangkan sejak dia menjabat hingga saat ini sudah tercapai 80 persen. "Misalnya nilai kontrak, tahun lalu naik hinga 79 persen," ujarnya.

Silmy mengklaim produktivitas dan penjualan perusahaan masing-masing naik sebesar 122 dan 38 persen. Salah satu target perusahaan yang belum tercapai adalah masuk dalam 100 besar industri pertahanan dunia.

Agar bisa masuk dalam kategori tersebut, sebuah industri pertahanan adalah memiliki omset penjualan hingga US$ 1 miliar atau sekitar Rp 13 triliun. Sedangkan untuk tahun ini saja target omset penjualan perseroan hanya Rp 3,1 triliun.

Silmy mengakui bahwa salah satu tantangan industri pertahanan justru datang dari dalam negeri. Hingga saat ini menurutnya masih banyak pihak yang mendorong agar alat pertahanan lebih banyak didatangkan dari luar negeri. Padahal, Pindad mampu memiliki kemampuan untuk memproduksinya. "Ini yang harus dilawan."

Direktur Utama baru Pindad, Abraham Mose menyatakan bahwa Pindad dan Len memiliki karakteristik yang sama. Oleh karena itu dia yakin tak perlu waktu banyak untuk beradaptasi. "Pekerjaan rumah pertama yang akan saya lakukan adalah melakukan pengembanga senjata varian terbaru," tuturnya.


Credit  TEMPO.CO