Senin, 13 Agustus 2018

Taliban Bertemu Pejabat Uzbekistan, Rumuskan Perdamaian



Anggota Taliban membawa senjata sembari mengendarai sepeda motor di Nangarhar untuk merayakan gencatan senjata di timur Kabul, Afganistan, Sabtu, 16 Juni 2018. REUTERS
Anggota Taliban membawa senjata sembari mengendarai sepeda motor di Nangarhar untuk merayakan gencatan senjata di timur Kabul, Afganistan, Sabtu, 16 Juni 2018. REUTERS

CB, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Uzbekistan dan Kantor Politik Taliban membenarkan kedua belah pihak bertemu di Tashkent untuk merumuskan perdamaian dan penarikan pasukan asing di Afganistan.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Uzbekistan, satu delegasi Taliban dipimpin oleh Sher Mohammad Abbas Stanikzai telah berkunjung ke Tashkent dari 6-10 Agustus 2018.

Pasukan keamanan berjaga di sekitar lokasi meledaknya bom ranjau darat di kota Jalalabad, Afganistan, 31 Juli 2018. Kepolisian setempat menduga ranjau darat itu dipasang oleh kelompok Taliban. REUTERS/Parwiz
"Delegasi ini datang ke Tashkent untuk bertukar pikiran mengenai prospek perdamaian dengan Menteri Luar Negeri," bunyi pernyataan Kementerian seperti dikutip Abna24, Ahad 12 Agustus 2018.
"Delegasi tukar pandangan dengan para pejabat Uzbek mengenai penarikan pasukan asing dan kemungkinan rekonsiliasi dengan pemerintah Afganistan," kata Suhali Shaheen," juru bicara Taliban kepada Daily Times.
Anggota Taliban membawa senjata sembari mengendarai sepeda motor di Nangarhar untuk merayakan gencatan senjata di timur Kabul, Afganistan, Sabtu, 16 Juni 2018. Taliban memasuki Kabul melalui gerbang di selatan dan tenggara. REUTERS
Sejumlah laporan dari Tashkent menyebutkan, delegasi Taliban bertemu dengan Menteri Luar negeri Abdulazis Kamilov dan Utusan untuk Afganistan, Ismatilla Irgashev. "Pada pertemuan tersebut dibahas mengenai kondisi keamanan terkini dan proyek pembangunan masa depan Uzbekistan di Afganistan."
Kunjungan utusan ini berlangsung setelah Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev menjadi tuan rumah pertemuan antara pemerintah Afganistan dengan Taliban.



Credit  tempo.co