Pengelolaan Rokan oleh Pertamina mulai 2021.
CB, JAKARTA
-- Pemerintah memutuskan PT Pertamina akan mengambil alih operasi blok
minyak Rokan, ladang minyak mentah terbesar kedua di Indonesia. Blok
Rokan yang sebelumnya dikelola oleh PT Chevron Pasifik Indonesia (CPI)
ini akan dilanjutkan pengoperasiannya oleh Pertamina setelah kontrak
operasi Chevron di sana berakhir pada 2021.
Wakil
Menteri ESDM, Arcandra Tahar menjelaskan keputusan pemerintah memilih
Pertamina sebagai operator di Blok Rokan karena Pertamina menawarkan
penawaran komersial lebih besar kepada pemerintah dibandingkan penawaran
Chevron. Arcandra mengatakan, Pertamina menawarkan
signature bonus sebesar 784 dolar AS atau setara dengan Rp 11,3 Triliun.
"Pemerintah lewat menteri ESDM menetapkan pengelolaan blok
rokan mulai tahun 2021 selama 20 tahun ke depan akan diberikan kepada
Pertamina," ujar Arcandra di Kantor ESDM, Selasa (31/7).
Selain menawarkan
signature bonus
yang lebih besar daripada Chevron, Pertamina juga memberikan komitmen
kerja pasti sebesar 500 juta dolar AS atau setara dengan Rp 7,2 triliun.
Dengan memberikan Blok Rokan kepada Pertamina, kata Arcandra, potensi
pendapatan negara selama 20 tahun mendatang bisa mencapai 57 miliar
dolar AS atau setara dengan Rp 825 triliun.
Direktur
Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan, Pertamina memperkirakan belanja
modal di Rokan akan mencapai sekitar 70 miliar dolar AS selama 20 tahun
masa kontraknya. "Ada beberapa peluang di sana untuk mengoptimalkan
beberapa bidang," kata Alam.
Dia menambahkan,
perusahaan berencana untuk menguji coba penggunaan metode pemulihan
minyak kimia yang ditingkatkan di Rokan dari 2024. Dia juga mengatakan
Pertamina pada awalnya akan fokus pada mengelola ladang yang tidak
difokuskan oleh Chevron, di mana potensinya cukup besar.