Senin, 13 Agustus 2018

Masjid di China Hendak Dihancurkan, Ribuan Muslim Protes



Masjid di China Hendak Dihancurkan, Ribuan Muslim Protes
Massa Muslim berkumpul di masjid di Kota Weizhou, China, yang hendak dihancurkan otoritas setempat. Foto/South China Morning Post


WEIZHOU - Ribuan warga Muslim yang rata-rata etnis minoritas Hui berkumpul di sebuah masjid di wilayah barat laut China. Mereka memprotes rencana penghancuran masjid oleh otoritas China.

Massa mulai berdatangan sejak Kamis di Masjid Agung Kota Weizhou. "Orang-orang sangat kesakitan," kata Ma Sengming, 72, salah seorang pria yang ikut protes sejak Kamis hingga Jumat petang.

"Banyak orang menangis. Kami tidak bisa mengerti mengapa ini terjadi," ujarnya, seperti dikutip AP, Sabtu (11/8/2018).

Selama protes berlangsung, kata Ma, massa meneriakkan beberapa kalimat seruan perlindungan, seperti "Lindungi iman di China!" dan "Cintailah negara, cintai iman!".

Protes massa muncul ketika kelompok-kelompok agama yang sebagian besar ditoleransi di masa lalu telah melihat bahwa kebebasan mereka menyusut sejak pemerintah berusaha membuat warga memprioritaskan kesetiaan kepada Partai Komunis dengan doktrin ateis.


Dalam upaya itu, tak hanya masjid yang jadi target. Gereja-gereja Kristen juga telah ditutup dan Alkitab disita. Anak-anak Tibet dilaporkan telah dipindahkan dari kuil-kuil Buddha ke sekolah-sekolah umum.

Penduduk Weizhou khawatir dengan laporan bahwa pemerintah berencana untuk menghancurkan masjid, meskipun pada awalnya pemerintah menyetujui pembangunannya yang rampung tahun lalu.

Menurut Ma Zhiguo, sekretaris Partai Komunis kota setempat pernah menyampaikan pidato ucapan selamat di lokasi ketika pembangunan masjid itu dimulai.

Ma mengatakan, pihak berwenang berencana untuk meruntuhkan delapan dari sembilan kubah di atas masjid dengan alasan bahwa struktur itu dibangun lebih besar dari yang diizinkan. Tetapi, anggota masyarakat membela bangunan ibadah tersebut.

"Bagaimana kami bisa membiarkan mereka merobohkan masjid yang masih dalam kondisi baik?" katanya. Masjid itu menjadi tempat salat sekitar 30.000 warga Muslim dan dibangun menggunakan dana pribadi jamaah.

Foto-foto bangunan masjid yang beredar secara online menunjukkan struktur bangunan tersebut telihat putih dan megah. Ada bendera nasional China yang dikibarkan di depan masjid. 

Pejabat di kantor propaganda distrik dan kota setempat menyatakan bahwa mereka tidak menyadari akan situasi tersebut. Otoritas lokal lainnya tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.

Ma Sengming mengatakan para pemrotes tetap di masjid sepanjang malam dari Kamis hingga Jumat. Pejabat lokal telah mendatangi massa dan membujuk mereka agar pulang.

Ma mengatakan pejabat itu tidak membuat janji-janji spesifik, tetapi berusaha meyakinkan para pengunjuk rasa bahwa pemerintah akan bekerja dengan mereka mengenai masalah itu.

Lebih dari 100 petugas polisi telah mengepung masjid. Namun, menurut Ma, ratusan polisi itu tidak berusaha menghentikan protes massa.

Demonstrasi publik jarang terjadi di China, di mana pemerintah sering cepat menolak tanda-tanda perbedaan pendapat.

Di bawah pemerintahan Presiden Xi Jinping, Partai Komunis menindak tegas ekspresi agama dan menyerang apa yang disebutnya ide-ide radikal di antara lebih dari 20 juta Muslim di negara itu.



Credit  sindonews.com