Jumat, 13 Juli 2018

Yaman Desak Uni Emirat Arab Tutup Rumah Tahanan di Aden


Het Arresthuis yang berkapasitas 105 kamar tahanan ini dirubah menjadi hotel dengan 40 kamar yang nyaman untuk ditinggali. 24 kamar tipe standar, 12 kamar tipe deluxe dan 4 kamar suite, semuanya dengan interior modern. Easyoops.com
Het Arresthuis yang berkapasitas 105 kamar tahanan ini dirubah menjadi hotel dengan 40 kamar yang nyaman untuk ditinggali. 24 kamar tipe standar, 12 kamar tipe deluxe dan 4 kamar suite, semuanya dengan interior modern. Easyoops.com

CB, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Yaman Ahmed al-Maysari meminta Uni Emirat Arab (UEA) menutup rumah tahanan tidak resmi selama perang saudara berlangsung. Demikian laporan kantor berita SABA, Rabu, 11 Juli 2018.
Al-Maysari menyampaikan desakan itu dalam sebuah pertemuan di Aden pada Senin, 9 Juli 2018, bersama Reem al-Hashemi, Menteri Kerja Sama Internasional UEA.

Tersangka Muhammad al-Maghrabi turun dari mobil tahanan untuk dieksekusi mati di alun-alun kota Sanaa, Yaman, 31 Juli 2017. Eksekusi mati ini disaksikan ratusan warga yang tengah berada di alun-alun kota. REUTERS/Khaled Abdullah
Dalam laporannya, Kamis, 12 Juli 2018, Al Jazeera menyebutkan hal yang disampaikan al-Maysari itu pertama kalinya dikatakan secara langsung kepada pejabat senior UEA.
"Pertemuan kedua pejabat tinggi itu juga dihadiri komandan militer UEA di Yaman, Brigadir Jenderal Mohammed al-Hassani," demikian ditulis Al Jazeera.
Sebuah investigasi yang dilakukan Associated Press pada awal Juni 2018 menemukan fakta bahwa ratusan pria Yaman dijebloskan ke penjara setelah mereka diduga terlibat dalam jaringan al-Qaeda atau ISIS. Dalam laporannya, kantor berita ini juga menyebutkan mereka ditahan tanpa proses peradilan.

Tentara Arab Saudi berjaga di sepanjang perbatasan dengan bersenjata lengkap. Tentara Arab Saudi mengerahkan kendaraan tempur canggih untuk menghadapi militan Houthi Aden, Yaman, 30 September 2015. REUTERS/Faisal Al Nasser
Menurut laporan AP, pasukan keamanan Yaman bekerja berdasarkan arahan dari pejabat UEA menggunakan beberapa metode penyiksaan seksual dan penghinaan. Pasukan keamanan tersebut, AP melanjutkan, diduga melakukan pemerkosaan terhadap para tahanan. Adapun petugas lain merekam adegan kekerasan itu dan menyetrum alat vital tahanan atau buah zakarnya digantungi batu.
Namun demikian, kabar dari media, termasuk AP, dibantah Menteri Luar Negeri UEA. Dia menjelaskan, "Negara mengontrol para tahanan atau membangun pangkalan militer di Pulau Socotra Yaman adalah berita palsu."





Credit  tempo.co