GAZA
- Milisi Palestina di Jalur Gaza dan militer Israel saling menyerang
pada hari Sabtu (14/7/2018). Konfrontasi yang tercatat paling keras
sejak perang tahun 2014 ini membuat situasi di Jalur Gaza memanas.
Mesir dan utusan PBB dilaporkan sedang bekerja untuk menengahi gencatan senjata antara kedua kubu yang berseteru.
Situasi itu juga membuat Kabinet Keamanan Pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan menggelar pertemuan darurat pada Minggu (15/7/2018) sore untuk menangani kekerasan yang meningkat di Gaza.
Pada Jumat malam hingga Sabtu, milisi Palestina menembakkan lebih dari 60 roket dan mortir ke wilayah negara mayoritas Yahudi tersebut. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membalas dengan meluncurkan serangan terhadap lebih dari 40 sasaran di Gaza.
Para menteri Netanyahu terus memperbarui informasi terkait situasi tersebut melalui telepon. Sedangkan masyarakat Israel yang tinggal di dekat Gaza menghabiskan malam di tempat penampungan bom.
Kepemimpinan politik Israel sedang mempertimbangkan berbagai kemungkinan untuk mencoba menghentikan serangan roket, termasuk pembunuhan yang ditargetkan terhadap para pemimpin teror Hamas, penggunaan pasukan darat, dan gencatan senjata yang dimediasi oleh Mesir dan utusan PBB. Namun, hingga Sabtu sore belum ada keputusan yang diambil oleh pemerintah Israel.
Kepala Staf IDF Gadi Eisenkot telah bertemu dengan komandan senior di Israel selatan untuk meninjau situasi.
Sumber-sumber di Mesir, yang dikutip Walla, mengatakan Kairo sedang bekerja untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan mencoba menengahi gencatan senjata antara Israel dan kelompok milisi Palestina.
Nikolai Mladinov, Koordinator Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, mengadakan pembicaraan dengan beberapa pejabat Israel dan Mesir dalam upaya untuk memulihkan ketenangan di wilayah Gaza.
Menurut laporan media lokal di Gaza, pada Sabtu sore Hamas dan pejabat Jihad Islam telah memerintahkan penghentian semua serangan roket. Namun, hanya beberapa menit setelah laporan itu beredar, sebuah proyektil yang ditembakkan ke arah Kibbutz Alumim dekat Nahal Oz yang diintersepsi oleh sistem pertahanan rudal Iron Dome.
Sirene nyaring terdengar di wilayah Eshkol di Israel selatan. Tidak jelas apakah ada proyektil yang mendarat di sana saat sirene meraung-raung. Belum ada laporan tentang korban cedera atau kerusakan di pihak Israel.
IDF mengatakan target utama serangan Angkatan Udara Israel (IAF) pada hari Sabtu adalah markas besar batalion Hamas di utara Jalur Gaza.
"Fokus serangan ini adalah serangan besar-besaran dari markas besar Batalion Hamas di Beit Lahia, yang mencakup fasilitas pelatihan perang, gudang penyimpanan senjata, pusat komando, kantor, dan banyak lagi," kata IDF dalam sebuah pernyataan, yang dikutip Times of Israel.
Mesir dan utusan PBB dilaporkan sedang bekerja untuk menengahi gencatan senjata antara kedua kubu yang berseteru.
Situasi itu juga membuat Kabinet Keamanan Pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan menggelar pertemuan darurat pada Minggu (15/7/2018) sore untuk menangani kekerasan yang meningkat di Gaza.
Pada Jumat malam hingga Sabtu, milisi Palestina menembakkan lebih dari 60 roket dan mortir ke wilayah negara mayoritas Yahudi tersebut. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membalas dengan meluncurkan serangan terhadap lebih dari 40 sasaran di Gaza.
Para menteri Netanyahu terus memperbarui informasi terkait situasi tersebut melalui telepon. Sedangkan masyarakat Israel yang tinggal di dekat Gaza menghabiskan malam di tempat penampungan bom.
Kepemimpinan politik Israel sedang mempertimbangkan berbagai kemungkinan untuk mencoba menghentikan serangan roket, termasuk pembunuhan yang ditargetkan terhadap para pemimpin teror Hamas, penggunaan pasukan darat, dan gencatan senjata yang dimediasi oleh Mesir dan utusan PBB. Namun, hingga Sabtu sore belum ada keputusan yang diambil oleh pemerintah Israel.
Kepala Staf IDF Gadi Eisenkot telah bertemu dengan komandan senior di Israel selatan untuk meninjau situasi.
Sumber-sumber di Mesir, yang dikutip Walla, mengatakan Kairo sedang bekerja untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan mencoba menengahi gencatan senjata antara Israel dan kelompok milisi Palestina.
Nikolai Mladinov, Koordinator Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, mengadakan pembicaraan dengan beberapa pejabat Israel dan Mesir dalam upaya untuk memulihkan ketenangan di wilayah Gaza.
Menurut laporan media lokal di Gaza, pada Sabtu sore Hamas dan pejabat Jihad Islam telah memerintahkan penghentian semua serangan roket. Namun, hanya beberapa menit setelah laporan itu beredar, sebuah proyektil yang ditembakkan ke arah Kibbutz Alumim dekat Nahal Oz yang diintersepsi oleh sistem pertahanan rudal Iron Dome.
Sirene nyaring terdengar di wilayah Eshkol di Israel selatan. Tidak jelas apakah ada proyektil yang mendarat di sana saat sirene meraung-raung. Belum ada laporan tentang korban cedera atau kerusakan di pihak Israel.
IDF mengatakan target utama serangan Angkatan Udara Israel (IAF) pada hari Sabtu adalah markas besar batalion Hamas di utara Jalur Gaza.
"Fokus serangan ini adalah serangan besar-besaran dari markas besar Batalion Hamas di Beit Lahia, yang mencakup fasilitas pelatihan perang, gudang penyimpanan senjata, pusat komando, kantor, dan banyak lagi," kata IDF dalam sebuah pernyataan, yang dikutip Times of Israel.
Credit sindonews.com