Kami menghemat uang dengan tidak melakukan latihan, selama kami bernegosiasi dengan itikad baik ..."
Washington (CB) - Latihan militer gabungan antara Amerika
Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) dibatalkan, setelah Presiden AS
Donald Trump protes biaya latihan militer yang sangat mahal mencapai
sekira Rp203 miliar (14 juta dolar AS), kata pejabat Negeri Paman Sam
itu kepada Reuters.
Kementerian Pertahanan AS (Pentagon) mengumumkan bulan lalu bahwa latihan bertajuk "Freedom Guardian" ditangguhkan tanpa batas waktu, untuk mendukung Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Singapura antara Trump dan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un, demikian laporan Reuters menguti pejabat AS di Washington DC, Jumat (6/7) waktu setempat.
Trump berulang kali menekankan akan penghematan biaya melalui keputusannya untuk menghentikan latihan, dalam konsesi mengejutkan kepada Kim dalam KTT Singapura 12 Juni 2018, antara lain untuk membahas pelucutan senjata nuklir Pyongyang.
"Kami menghemat uang dengan tidak melakukan latihan, selama kami bernegosiasi dengan itikad baik, sebagaimana yang diharapkan kedua belah pihak!" tulis Trump dalam akun Twitternya bulan lalu.
Pejabat yang tidak ingin disebutkan identitasnya itu tidak memberikan rincian biaya dari komponen latihan. Pentagon belum membocorkan total biaya dari beberapa latihan yang diadakan setiap tahun angkatan bersenjata AS dan Korsel di kawasan Semenanjung Korea.
Menghitung biaya latihan militer adalah proses yang rumit, seringkali membutuhkan data dari berbagai cabang militer dan tersebar di beberapa anggaran selama bertahun-tahun yang berbeda.
Tahun lalu, Reuters mencatat, 17.500 tentara AS dan lebih dari 50.000 tentara Korsel bergabung dalam latihan "Freedom Guardian", meskipun latihan ini sebagian besar difokuskan pada simulasi komputer daripada latihan lapangan.
Pasukan dari Australia, Kanada, Kolombia, Denmark, Selandia Baru, Belanda dan Inggris juga berperanserta.
Jumlah tersebut dibandingkan dengan kontrak baru yang diberikan kepada Boeing senilai Rp348 miliar untuk pengadaan dua kulkas sebagai tempat menyimpan makanan di Pesawat Kepresidenan AS "Air Force One". Kontrak tersebut telah dibatalkan karena kemungkinan pengiriman pesawat Air Force One yang diperbarui.
Militer AS memiliki anggaran lebih dari Rp1.000 triliun tahun ini.
Para pejabat berpendapat bahwa membatalkan latihan tidak benar-benar menghemat uang dalam jumlah besar, karena pasukan yang akan terlibat di dalamnya masih memerlukan pelatihan dan sertifikasi yang tetap menghabiskan uang.
Trump menyebut latihan gabungan itu mahal dan "provokatif". Pernyataannya menggemakan kritik dari Korea Utara yang sudah lama ditolak AS.
Para pejabat AS telah lama menekankan latihan militer dengan para mitra penting untuk kesiapan dan meyakinkan sekutu. Pengumuman Trump membingungkan sekutu, pejabat militer, dan anggota parlemen dari Partai Republik AS.
Kementerian Pertahanan AS (Pentagon) mengumumkan bulan lalu bahwa latihan bertajuk "Freedom Guardian" ditangguhkan tanpa batas waktu, untuk mendukung Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Singapura antara Trump dan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un, demikian laporan Reuters menguti pejabat AS di Washington DC, Jumat (6/7) waktu setempat.
Trump berulang kali menekankan akan penghematan biaya melalui keputusannya untuk menghentikan latihan, dalam konsesi mengejutkan kepada Kim dalam KTT Singapura 12 Juni 2018, antara lain untuk membahas pelucutan senjata nuklir Pyongyang.
"Kami menghemat uang dengan tidak melakukan latihan, selama kami bernegosiasi dengan itikad baik, sebagaimana yang diharapkan kedua belah pihak!" tulis Trump dalam akun Twitternya bulan lalu.
Pejabat yang tidak ingin disebutkan identitasnya itu tidak memberikan rincian biaya dari komponen latihan. Pentagon belum membocorkan total biaya dari beberapa latihan yang diadakan setiap tahun angkatan bersenjata AS dan Korsel di kawasan Semenanjung Korea.
Menghitung biaya latihan militer adalah proses yang rumit, seringkali membutuhkan data dari berbagai cabang militer dan tersebar di beberapa anggaran selama bertahun-tahun yang berbeda.
Tahun lalu, Reuters mencatat, 17.500 tentara AS dan lebih dari 50.000 tentara Korsel bergabung dalam latihan "Freedom Guardian", meskipun latihan ini sebagian besar difokuskan pada simulasi komputer daripada latihan lapangan.
Pasukan dari Australia, Kanada, Kolombia, Denmark, Selandia Baru, Belanda dan Inggris juga berperanserta.
Jumlah tersebut dibandingkan dengan kontrak baru yang diberikan kepada Boeing senilai Rp348 miliar untuk pengadaan dua kulkas sebagai tempat menyimpan makanan di Pesawat Kepresidenan AS "Air Force One". Kontrak tersebut telah dibatalkan karena kemungkinan pengiriman pesawat Air Force One yang diperbarui.
Militer AS memiliki anggaran lebih dari Rp1.000 triliun tahun ini.
Para pejabat berpendapat bahwa membatalkan latihan tidak benar-benar menghemat uang dalam jumlah besar, karena pasukan yang akan terlibat di dalamnya masih memerlukan pelatihan dan sertifikasi yang tetap menghabiskan uang.
Trump menyebut latihan gabungan itu mahal dan "provokatif". Pernyataannya menggemakan kritik dari Korea Utara yang sudah lama ditolak AS.
Para pejabat AS telah lama menekankan latihan militer dengan para mitra penting untuk kesiapan dan meyakinkan sekutu. Pengumuman Trump membingungkan sekutu, pejabat militer, dan anggota parlemen dari Partai Republik AS.
Credit antaranews.com