Teleskop raksasa milik China hingga kini terbengkalai. (Foto: AFP PHOTO / STR / China OUT)
Jakarta, CB --
Sebuah teleskop raksasa di China terancam tak terurus. Berstatus
yang terbesar di dunia tak membuatnya jadi rebutan para astronom untuk
mempraktikkan ilmunya di sana. Bahkan dengan iming-iming gaji selangit,
teleskop ini masih belum bertuan.
Five hundred-meter Aperture Spherical Telescope (FAST) adalah nama teleskop raksasa China itu. FAST merupakan teleskop radio berbentuk parabola dengan diameter 500 meter.
Tujuan teleskop raksasa ini untuk menangkap gelombang radio dari sumber yang sangat jauh seperti pulsar, lubang hitam, atau bahkan kehidupan alien.
Kendati demikian, FAST nampak tidak begitu diminati oleh para astronom kelas dunia. Operasional yang seharusnya sudah berjalan sejak September lalu, hingga kini belum ada ilmuwan yang mengepalai pengoperasian teleskop tersebut.
Menurut South China Morning Post, FAST sudah menawarkan gaji hingga US$1,2 juta atau sekitar Rp17,3 miliar bagi ilmuwan dari negara mana pun untuk mengawasi operasional harian teleskop. Insentif lainnya adalah rumah gratis, dana riset jutaan yuan, dan sejumlah subsidi lain. Namun selama berbulan-bulan tak ada satu pun yang mengisi posisi yang ditawarkan.
Ada beberapa alasan teleskop FAST tak laku di kalangan ilmuwan, meski berstatus teleskop terbesar di dunia. Pertama adalah letaknya yang berada di daerah terpencil.
FAST terletak di daerah pegunungan di provinsi Guizhou, China. Bekerja di sana berarti menghabiskan waktu di daerah yang jauh dari peradaban. Hal ini menjadi pertimbangan para astronom asing.
Sebab kedua adalah persyaratan yang tinggi. Astronom yang dicari oleh FAST wajib punya pengalaman 20 tahun hingga pernah menduduki posisi di perguruan tinggi dengan budaya riset yang mendunia.
"Persyaratannya sangat tinggi. Sangat sedikit astronom yang bisa mendaftar. Saya bisa menghitung dengan jari siapa saja yang memenuhi syarat, ujar Wang, seorang direktur akademi laboratorium kosmologi galaksi di China.
Jabatan yang ditawarkan oleh FAST juga dikabarkan sangat riskan. Jam kerja yang panjang dan tak beraturan sehingga bisa memaksa sang ilmuwan mengabaikan risetnya sendrii juga turut menyebabkan sepinya peminat.
"Yang bisa kami katakan sekarang adalah kami menemui banyak rintangan," kata pejabat China yang mengelol FAST.
Alasan lowongan kerja ini hanya diperuntukkan ilmuwan asing adalah tak adanya warga lokal yang berpengalaman mengoperasikan fasilitas pengamatan sebesar dan sekompleks FAST. Namun yang menyedihkan, astronom radio yang kebanyakan ada di AS, tak berminat mengoperasikan FAST.
Five hundred-meter Aperture Spherical Telescope (FAST) adalah nama teleskop raksasa China itu. FAST merupakan teleskop radio berbentuk parabola dengan diameter 500 meter.
Tujuan teleskop raksasa ini untuk menangkap gelombang radio dari sumber yang sangat jauh seperti pulsar, lubang hitam, atau bahkan kehidupan alien.
Kendati demikian, FAST nampak tidak begitu diminati oleh para astronom kelas dunia. Operasional yang seharusnya sudah berjalan sejak September lalu, hingga kini belum ada ilmuwan yang mengepalai pengoperasian teleskop tersebut.
Menurut South China Morning Post, FAST sudah menawarkan gaji hingga US$1,2 juta atau sekitar Rp17,3 miliar bagi ilmuwan dari negara mana pun untuk mengawasi operasional harian teleskop. Insentif lainnya adalah rumah gratis, dana riset jutaan yuan, dan sejumlah subsidi lain. Namun selama berbulan-bulan tak ada satu pun yang mengisi posisi yang ditawarkan.
Ada beberapa alasan teleskop FAST tak laku di kalangan ilmuwan, meski berstatus teleskop terbesar di dunia. Pertama adalah letaknya yang berada di daerah terpencil.
FAST terletak di daerah pegunungan di provinsi Guizhou, China. Bekerja di sana berarti menghabiskan waktu di daerah yang jauh dari peradaban. Hal ini menjadi pertimbangan para astronom asing.
Sebab kedua adalah persyaratan yang tinggi. Astronom yang dicari oleh FAST wajib punya pengalaman 20 tahun hingga pernah menduduki posisi di perguruan tinggi dengan budaya riset yang mendunia.
"Persyaratannya sangat tinggi. Sangat sedikit astronom yang bisa mendaftar. Saya bisa menghitung dengan jari siapa saja yang memenuhi syarat, ujar Wang, seorang direktur akademi laboratorium kosmologi galaksi di China.
Jabatan yang ditawarkan oleh FAST juga dikabarkan sangat riskan. Jam kerja yang panjang dan tak beraturan sehingga bisa memaksa sang ilmuwan mengabaikan risetnya sendrii juga turut menyebabkan sepinya peminat.
"Yang bisa kami katakan sekarang adalah kami menemui banyak rintangan," kata pejabat China yang mengelol FAST.
Alasan lowongan kerja ini hanya diperuntukkan ilmuwan asing adalah tak adanya warga lokal yang berpengalaman mengoperasikan fasilitas pengamatan sebesar dan sekompleks FAST. Namun yang menyedihkan, astronom radio yang kebanyakan ada di AS, tak berminat mengoperasikan FAST.
Credit CNN Indonesia