Selasa, 08 Agustus 2017

Pertamina Lakukan Pengeboran Perdana di Blok Mahakam


Pertamina Lakukan Pengeboran Perdana di Blok Mahakam Pengeboran ini merupakan bagian dari investasi perusahaan sebelum mengelola blok mulai 1 Januari 2018 mendatang. (www.total.id)


Jakarta, CB -- PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya, PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) memulai pengeboran sumur pertama di lapangan Tunu Wilayah Kerja (WK) Mahakam. Pengeboran ini merupakan bagian dari investasi perusahaan sebelum mengelola blok mulai 1 Januari 2018 mendatang.

Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan, pengeboran sumur ini masih tetap dilakukan operator saat ini, Total E&P Indonesie meski biayanya dikeluarkan perusahaan. Sumur pertama yang diberi nama TN-N74 dan TN-N75 memiliki kedalaman 1.078 meter.

"Diperkirakan pengerjaan sumur tersebut akan memakan waktu sekitar 13 hari," jelas Adiatma melalui siaran pers dikutip Selasa (8/8).


Adapun rencananya, PHM akan mengebor 14 hingga 15 sumur di blok Mahakam selama tahun 2017 di lapangan Tunu, Tambora, dan Handil.

Aktivitas ini, lanjutnya, sudah mendapat persetujuan pemerintah berdasarkan kontrak bagi hasil produksi (Production Sharing Contract/PSC) yang ditandatangani Pertamina dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usah Hulu Migas (SKK Migas) tanggal 29 Desember 2015 silam.

"PHM berhak untuk melakukan pembiayaan atas kegiatan operasi minyak dan gas bumi yang diperlukan sejak tanggal ditandatanganinya kontrak sampai dengan tanggal efektif kontrak 1 Januari 2018, yang pelaksanaannya dilakukan oleh Total," ungkapnya.

Sebagai informasi, Pertamina akan mengambil alih pengelolan blok Mahakam dari Total mulai 1 Januari 2018 mendatang dari Total E&P Indonesie yang telah mengelola blok Mahakam dalam kurun waktu 50 tahun terakhir.

Agar produksi blok Mahakam tak menurun pasca peralihan operator, Pertamina bisa melakukan investasi di WK migas yang terletak di sisi timur Kalimantan itu sepanjang masa transisi pengelolaan di tahun ini.

Perseroan sendiri telah menganggarkan US$160 juta demi mengebor di Mahakan. Namun, meski Pertamina sudah bisa investasi, pengelolaannya (operatorship) tetap dilakukan oleh Total.


Pasalnya, kontrak bagi hasil produksi perusahaan asal Perancis itu baru akan habis 31 Desember 2017 nanti. Kepastian aktivitas Pertamina ini dijamin di dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 30 tahun 2016.

Hingga semester I 2017, produksi minyak blok Mahakam terbilang 55.100 barel per hari dan gas sebesar 1.504 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).




Credit  CNN Indonesia