Mesin roket pada rudal Korea Utara diduga dibeli dari pabrik yang ada di Ukraina. (KCNA/via Reuters)
Jakarta, CB --
Korea Utara dilaporkan diduga menggunakan jaringan pasar gelap
untuk membeli mesin roket berkekuatan tinggi yang dibuat oleh pabrik di
Ukraina.
Laporan analisis International Institute for Strategic Studies itu bisa jadi penjelasan soal kemajuan pesat pada program peluru kendali Pyongyang dalam beberapa bulan belakangan.
Kemajuan program pengembangan rudal balistik antarbenua alias ICBM Korut yang misterius terjadi setelah uji coba sejumlah senjata jarak menengahnya gagal pada 2016 lalu.
Setelah serangkaian kegagalan itu, badan-badan intelijen Amerika Serikat tidak ada yang memperkirakan Korea Utara bisa mencapai banyak keberhasilan dalam waktu singkat.
Penulis laporan tersebut mengatakan sejumlah bukti menunjukkan bahwa Korut mungkin membeli teknologi roket canggih untuk digunakan pada rudal Hwasong-14 dan Hwasong-12 dari pasar gelap rusia atau Ukraina.
"Tampaknya, mereka telah mendapatkan mesin dari entitas asing dan mereka telah berhasil menginkorporasikan mesin itu pada beberapa badan rudal dan berhasil menguji coba baik rudal jarak menengah dan antarbenua pada Mei dan Juli," kata penulis, Michael Elleman, Senin (15/8).
Analisis Elleman mengindikasikan bahwa mesin performa tinggi berbahan bakar cair yang dimodifikasi digunakan beberapa bulan belakangan berhasil berkat teknologi roket Uni Soviet.
Laporan analisis International Institute for Strategic Studies itu bisa jadi penjelasan soal kemajuan pesat pada program peluru kendali Pyongyang dalam beberapa bulan belakangan.
Kemajuan program pengembangan rudal balistik antarbenua alias ICBM Korut yang misterius terjadi setelah uji coba sejumlah senjata jarak menengahnya gagal pada 2016 lalu.
Setelah serangkaian kegagalan itu, badan-badan intelijen Amerika Serikat tidak ada yang memperkirakan Korea Utara bisa mencapai banyak keberhasilan dalam waktu singkat.
Penulis laporan tersebut mengatakan sejumlah bukti menunjukkan bahwa Korut mungkin membeli teknologi roket canggih untuk digunakan pada rudal Hwasong-14 dan Hwasong-12 dari pasar gelap rusia atau Ukraina.
"Tampaknya, mereka telah mendapatkan mesin dari entitas asing dan mereka telah berhasil menginkorporasikan mesin itu pada beberapa badan rudal dan berhasil menguji coba baik rudal jarak menengah dan antarbenua pada Mei dan Juli," kata penulis, Michael Elleman, Senin (15/8).
Analisis Elleman mengindikasikan bahwa mesin performa tinggi berbahan bakar cair yang dimodifikasi digunakan beberapa bulan belakangan berhasil berkat teknologi roket Uni Soviet.
"Bisa jadi dari sumber di Ukraina," kata Elleman. "Bisa juga dari entitas Rusia; mesin-mesin ini diketahui disimpan di sejumlah situs."
"Kami tahu versi yang sudah dimodifikasinya, yang kami lihat ada pada rudal Korea Utara, pernah benar-benar terlihat di Ukraina," ia menambahkan.
"Itu bukan berarti rudal tersebut tidak ada di Rusia, hanya saja kami belum melihatnya ada di sana--jadi Ukraina kemungkinan besar adalah sumbernya."
Perusahaan dirgantara milik pemerintah Ukraina, Yuzhmash, menampik klaim laporan yang menyebut salah satu pabriknya kemungkinan besar jadi sumber mesin rudal Korea Utara.
"Fakta-fakta, yang dinyatakan dalam laporan itu, tidak sesuai dengan kenyataan. Khususnya, Yuzhmash bukan pembuat rudal utama untuk Federasi Rusia, tidak memasok rudal, maupun bagian-bagiannya, termasuk mesin roket."
Kantor Kepresidenan Ukraina juga menampik laporan tersebut. Kepada CNN, disebutkan bahwa klaim itu merupakan upaya Rusia untuk mencegah AS memasok roket anti-tank javelin kepada Ukraina.
Elleman mengatakan bahwa dirinya tidak berpikir pemerintahan Rusia terlibat dalam hal ini. Selain itu, sulit juga untuk menghubungkan kemungkinan aktivitas ilegal tersebut dengan para eksekutif Yuzhmas.
"Banyak jaringan orang korup" yang punya akses pada fasilitas-fasilitas penyimpanan roket itu, kata Elleman.
Credit cnnindonesia.com